BREBES – Berbagai cara dilakukan desa menjaga asa dalam menghadapi pandemi Virus Corona atau COVID-19 sekarang ini. Cara yang gencar dikampanyekan adalah mengoptimalkan gotong-royong dengan Jogo Tonggo.
Di antara desa yang menerapkan Jogo Tonggo adalah Desa Jatisawit Kecamatan Bumiayu Kabupaten Brebes, Kamis (29/10/20). Desa yang berada di pusat kecamatan tersebut mendirikan 30 posko Jogo Tonggo.
Kepala Desa Jatisawit Dedi Susilo Wibowo mengatakan, posko didirikan mulai di tingkat Rukun Warga (RW) sampai ke tingkat Rukun Tangga (RT). “Awalnya kita rencanakan 8 posko Jogo Tonggo,” katanya.
Dia menjelaskan, dalam perkembangannya, di 8 RW tersebut banyak RT yang menyusul ingin mendirikan posko. Sehingga, ada beberapa RT yang poskonya menjadi satu.
Dedi merinci, posko tersebut yakni di RW 1 terdapat 1 posko, RW 2 ada 4 posko, RW 3 ada 6 posko, RW 4 ada 6 posko, dan RW 5 ada 3 posko. Sementara di RW 6 terdapat 4 posko, RW 7 terdapat 2 posko, dan Rw 8 terdapat 3 posko.
“Selain mendirikan posko Jogo Tonggo, juga ada posko induk yang bertempat di balai desa,” tuturnya.
Hampir 30 posko yang didirikan diisi kegiatan sosial lain seperti iuran uang dari para warga. Nantinya uang yang berhasil dikumpulkan digunakan untuk keperluan posko. “Warga kami sepakat iuran Rp 500 perhari untuk kegiatan sosial kemasyaratan di masa pandemi COVID-19,” ucap Dedi.
Dia juga mengungkapkan, iuran tersebut pernah dipakai untuk mensuplai logistik kepada salah seorang warga yang menjalani isolasi mandiri karena positif COVID-19.
Sementara untuk mempercepat informasi yang berhubungan dengan COVID- 19, setiap RT memiliki grup Whatsapp sendiri. Dalam grup tersebut, berisi ketua RT, RW hingga dirinya agar mudah berkomunikasi. “Dengan adanya Jogo Tonggo ini dapat meningkatkan kebersamaan sesama warga,” tuturnya.
Lebih lanjut ia menuturkan, program Jogo Tonggo di desanya dipadukan dengan program Desa Tangguh Bencana. Sebab, bagaimanapun pandemi COVID-19 sejatinya bencana yang tidak terlihat. Maka, edukasi kepada warga dengan gencar terus menerus dilakukan. Tujuannya agar warga mengerti dan tak lagi takut dengan tetangga mereka yang terpapar virus Corona jenis baru, SARS CoV-2 yang pertama kali ditemukan di Wuhan, Tiongkok itu.
“Dengan penanganan COVID-19 secara gotong royong diharapkan pandemi virus tersebut cepat berakhir,” ungkap Dedi.
Pada akhirnya Program Jogo Tonggo dengan berbagai kegiatan dapat menjaga asa. Yakni dengan menjaga ketahanan pangan serta peningkatan ekonomi warganya. (*)
Editor: Muhammad Abduh
Discussion about this post