TEGAL – Lembaga Pemasyarakatan (Lapas) Kelas II B Tegal memfasilitasi sebanyak 145 narapidana untuk menyalurkan hak pilihnya pada Pilkada serentak tahun ini. Akan tetapi ada 2 narapidana kasus terorisme (napiter) yang memilih golput alias tidak menggunakan hak politiknya. Alasannya karena keduanya tidak mengenal dua calon Gubernur Jawa Tengah.
“Mereka berdua memilih Golput karena tidak mengenal kedua Paslon Pilgub Jateng. Baik Ganjar-Yasin maupun Sudirman-Ida, mereka tidak tahu program-programnya sehingga memilih Golput,” tutur Anggota Kelompok Panitia Pemungutan Suara (KPPS) setempat, Andar Syainur, Rabu (27/6).
Dia memahami, karena selain menjadi anggota KPPS, Andar pun ternyata seorang Pamong atau Pengasuh dua Napiter di Lapas tersebut. Meski demikian, ia menegaskan bahwa Golputnya kedua Napiter itu tidak ada sangkut-pautnya dengan ketidakpercayaan mereka terhadap NKRI. “Jadi bukan karena tidak NKRI. Mereka memang tidak kenal saja,” katanya.
Andar menyebut, dua Napiter bernama Joko Mulyata asal Klaten dan Arif Hidayatulloh dari Karanganyar itu memilih Golput Lapas Klas II B Slawi sendiri memang dipersiapkan TPS 11. TPS itu memang khusus 11 diperuntukan bagi 145 Napi yang memiliki hak pilih pada Pilgub Jateng maupun Pilbup Tegal.
“(Jadi) total penghuni Napi di Lapas Klas II B Slawi yang menggunakan hak pilihnya kini berjumlah 143. Sebab, dua Napiter akhirnya memutuskan untuk Golput pada Pilgub kali ini,” pungkasnya. (Sumber: Panturapost.id)
Editor: Muhammad Irsyam Faiz
Discussion about this post