BREBES, Panturapost.com – Membaca melalui buku di perpustakaan bagaikan mengarungi laut yang dalam, sehingga bisa mengetahui seluruh ilmu yang tengah dipelajari. Sedangkan belajar lewat internet hanya berselanjar di atas ombak yang terombang ambing, sehingga tidak penuh dalam menangkap ilmu yang dinikmatinya.
Demikian diungkapkan Kepala Perpustakaan Nasional Muh Syarif Bando, saat melakukan Safari Gerakan Nasional Gemar Membaca Di Provinsi Dan Kabupaten/Kota, di Pendopo Bupati Brebes, Jumat (5/5). Pada intinya, dia ingin menyampaikan bahwa peran buku dan perpustakaan tak bisa tergantikan meskipun dalam era kemajuan teknologi seperti sekarang ini.
Menurut dia, saat ini masyarakat Indonesia sedang mengalami transformasi yang hebat akibat pesatnya perkembangan teknologi informasi dan komunikasi. Menurut survey Asosiasi Penyelenggaraan Jasa Internet Indonesia, pengguna internet pada 2014 sebanyak 88,1 juta orang. Setahun berikutnya, pada 2016 meningkat 50,5 persen atau menjadi 132,7 juta orang, dimana 86,3 juta atau 65 persen berada di Jawa.
Kendati demikian, Syarif menyayangkan 64 persen aktivitas mereka hanya berkutat di media sosial. Sebanyak 47 persen menerima email, 47 persen download atau menonton film, 44 persen main games, 38 persen membaca dan 15 persen menjual atau membeli online.
Melihat kondisi tersebut, Perpustakaan Nasional pun tak mau ketinggalan. Lembaga itu menghadirkan layanan perpustakaan berbasis digital melalui aplikasi iPusnas yang dapat diakses melalui Multi Operating System (Android, IOS, ataupun Windows) dan multidevice seperti Smartphone, Tablet atau desktop.
Aplikasi iPusnas ini mengintegrasikan fitur membaca buku digital dengan media sosial. Saat ini koleksi iPusnas 12.526 judul dengan 125.260 eksemplar, saat ini jumlah koleksi yang diunduh sebanyak 22.352 kali dengan jumlah pemustaka aktif sebanyak 18.555 orang dan total sirkulasi buku yg dipinjam sebanyak 8,812 kopi dan buku yang diantri sebanyak 4.148 kopi.
Selain iPusnas, Perpustakaan Nasional juga menyediakan akses melalui layanan e-resources, yaitu e-journal sebanyak 754,528 eksemplar dan e-book sebanyak 21,504 eksemplar. Ada juga layanan Indonesia One Search (IOS), sebuah layanan yang dapat diakses olehs emua perpustakaan di Indonesia melalui satu pintu. Saat ini telah terhimpun 3.073.289 record dari 529 institusi perpustakaan di Indonesia. “Kelak dimasa depan layanan ini juga akan dilengkapi dengan sebuah fitur untuk mendeteksi plagiarism.”
Syarif mengaku prihatin kondisi minat baca di Indonesia berada pada peringat 60 dari 61 negara. Data itu berdasarkan penilaian tingkat literasi masyarakat Indonesia yang dilaksanakan oleh Central Conecticut State University.
Sementara itu berdasarkan pemeringkatan Programme for International Student Assessment (PISA), pada 2015 Indonesia menempati peringkat 69 dari 76 negara dengan skor membaca di bawah rata-rata 396 dengan kecenderungan meningkat 2,3 poin pertahun.
Bila dibandingkan pada 2012 berdasar nilai median, capaian membaca siswa Indonesia meningkat dari 337 poin menjadi 350 poin di tahun 2015. Hal ini menunjukkan masih rendahnya tingkat minat baca masyarakat Indonesia.
Rendahnya kegemaran membaca dapat disebabkan oleh berbagai aspek salah satunya adalah budaya masyarakat Indonesia masih didominasi oleh budaya tutur, dimana bentuk pertukaran informasinya masih secara lisan.
Dibalik itu, sejumlah komponen masyarakat di berbagai daerah turut berpartisipasi aktif dalam pembangunan perpustakaan, taman bacaan, pojok baca dan sejenisnya. Inovasi masyarakat dalam mengelola perpustakaan seperti “Kuda Pustaka” di Purbalingga, “Kapal Pustaka” di Sulawesi Barat, dan Angkot Pustaka di Bandung.
Hal ini menunjukkan apresiasi dan respon positif dari masyarakat terhadap upaya pembudayaan kegemaran membaca untuk meningkatkan kualitas hidup yang lebih baik. “Kami berharap di Kabupaten Brebes juga tumbuh pegiat-pegiat literasi dan komunitas baca,” tandasnya.
Dalam kesempatan tersebut, Wakil Bupati Brebes Narjo, menyambut baik safari gerakan gemar membaca, karena bisa meningkatkan budaya baca di Kabupaten Brebes. Pemkab Brebes telah berupaya maksimal memberikan pelayanan kepada masyarakat dalam upaya meningkatkan minat baca.
Perpustakaan desa, perpustakaan sekolah, perpusatakaan daerah, taman bacaan, hingga pojok baca terdapat diberbagai tempat. Narjo juga menceritakan masa kecilnya yang berjualan majalah yang menjadikan dirinya gemar membaca.
Plt Kepala Dinas Arsip dan Perpustakaan Kabupaten Brebes Lely Mulyani, menambahkan, kegiatan ini untuk mewujudkan bangsa yang cerdas. Yakni dengan karakter berbudaya gemar membaca untuk menumbuhkan kreativitas, inovasi dan kemandirian ekonomi.
Dalam kesempatan tersebut, digelar diskusi dengan nara sumber kepala Perpustakaan Nasional RI, Wakil Ketua Komisi X DPR RI Abdul Fikri Faqih, Kepala Dinas Arsip & Perpustakaan Provinsi JawaTengah Masrowi, Para Ketua Forum, Asosiasi, Gerakan dan Persatuan Perpustakaan Kabupaten Brebes, Para Guru, serta Para Siswa se- Kabupaten Brebes. (Wasdiun/Rhn)
Discussion about this post