Oleh: Moh. Masrowi Mase
Tulisan ini sedianya akan saya kirim sehari sesudah halal bi halal Majelis Silaturahmi Warga Brebes (MASIGAB). Namun karena beberapa kesibukan ahirnya tertunda.
Pada acara halal bihalal MASIGAB (Majlis Silaturahmi Warga Brebes) pada bulan Agustus 2017 yang lalu, ada dua kata penting yang disebut oleh beberapa tokoh pada saat menyampaikan sambutan dan paparannya pada event tersebut. Kata itu adalah Diaspora dan Pariwisata.
Untuk menyamakan persepsi, dalam sambutannya, Bupati Idza Prianti menjelaskan tentang diaspora sebagai suatu komunitas di masyarakat yang terpanggil untuk membantu pembangunan daerah asalnya. Idza mengharapkan agar para anggota MASIGAB juga bisa menjadi diaspora untuk membantu pembangunan di Brebes.
Bagaikan gayung bersambut, Sudirman Said, tokoh nasional asal Brebes, yang juga mantan Menteri ESDM RI 2014-2016 bahkan menguraikan lebih detil beserta contoh-contoh yang sudah dilakukan beberapa komunitas. Antara lain membantu penyediaan air bersih di Kecamatan Bantarkawung senilai lebih dari seratus juta rupiah, yang sumber dananya murni berasal dari kelompok diaspora tersebut.
Lalu apa diaspora itu? Istilah ini berasal dari biologi yg berarti penebaran benih. Saat ini selain diaspora banyak istilah-istilah seperti ekosistem, chemistry dan lainya yang sudah menjadi istilah resmi dalam ilmu sosial maupun Management.
Diaspora sendiri saat ini diartikan sebagai perantau yg sukses di luar daerah (luar negri) yang tergerak untuk ikut membangun daerah asalnya.
Hal inilah yg disinggung Idza Prianti dan Sudirman Said agar perantau Brebes yang sukses dalam artian sudah lebih maju ilmu pengetahuan ataupun ekonomi nya agar sama sama membangun Brebes.
Disampaikannya hal ini dalam salah satu event MASIGAB tentunya disertai harapan agar MASIGAB pun menjadi salah satu diaspora yang turut membangun Brebes.
Satu lagi kata penting yang muncul dalam event halalal bi halal itu adalah Pariwisata. Amin Budi Raharjo, Kepala Dinas Pariwisata Brebes sempat memaparkan secara sederhana potensi pariwisata Brebes. Saya katakan pemaparannya sederhana karena seharusnya pemaparan tentang pariwisata didukung dengan tampilan audio visual terkini dengan performance yang menggiurkan.
Saat ini beberapa obyek wisata Brebes sebetulnya sudah viral sehingga bisa dibundling menjadi satu paket kunjungan wisata.
Kehadiran pengunjung harian dan mingguan di beberapa objek wisata. Di antaranya Hutan Mangrove Pandansari, Pantai Randusanga, Waduk Malahayu, Wisata Alam Kalibaya, Waduk Penjalin dan Kaligua.
Dengan ditambah sedikit promosi yang tepat sasaran dan kerjasama dengan pengelola dan grup seni tradisional Brebes, akan mampu menghadirkan paket wisata yg menarik dan layak jual.
Kita tidak perlu melihat jarak antara hutan mangrove dan kaligua yang jauh. Karena di daerah wisata seperti Bali, Yogya bahkan di luar negri. Paket kunjungan wisata bisa menempuh puluhan kilometer untuk mengunjungi dari satu objek wisata ke objek wisata lain.
Di MASIGAB saat ini banyak Gen-Y (Young Generation) yang terlibat kepengurusan, demikian juga banyak komunitas lain di Brebes yang peduli dengan pariwisata Brebes. Maka, ada baiknya bila hal ini dikelola untuk menghasilkan suatu konsep terpadu bagi lajunya pariwisata Brebes.
Dan inilah tantangan untuk memberikan masukan positif ke Pemda yang diharapkan menunjang pembangunan khususnya pariwisata Brebes. Semoga.
*Warga Brebes, Tinggal di Jakarta
Discussion about this post