OPINI: Pilpres 2019 dan ‘Perang’ di Media Sosial – Panturapost.com
Selasa, Januari 31, 2023
Panturapost.com
No Result
View All Result
Panturapost.com
No Result
View All Result
Panturapost.com
No Result
View All Result
Home Opini

OPINI: Pilpres 2019 dan ‘Perang’ di Media Sosial

Bentuk dukungan terhadap masing-masing paslon adalah hak setiap warga Negara, tetapi menjadi pendukung yang bijak sangat diperlukan.

Irsyam Faiz by Irsyam Faiz
15 Oktober 2018
3 min read
0
OPINI: Pilpres 2019 dan ‘Perang’ di Media Sosial

Dokumen Drone Emprit

Share on FacebookShare on Twitter

Oleh: Khamidah*

Calon presiden dan wakil presiden 2019 – 2024 sudah ditetapkan. Berbagai bentuk kampanye dilakukan untuk mendukung paslon. Media sosial menjadi media kampanye yang paling ramai di era milenial. Jika dilihat dari fenomena yang terjadi, laga pilpres yang mempertemukan pasangan Joko Widodo-Ma’ruf Amin dan Prabowo Subianto – Sandiaga Uno ini diprediksi akan lebih panas dibandingkan pada 2014.

Saat pendaftaran calon presiden di Komisi Pemilihan Umum (KPU), ‘perang’ sudah mulai tampak, di antara kubu pendukung. Apakah fenomena ini akan menjadi fenomena yang sehat atau tidak bagi bangsa ini?. Saling serang di media sosial dengan saling mencari topik topik baru yang digunakan untuk menyerang pihak lawan. Ketika pihak oposisi menyerang maka pihak posisi akan langsung melawan. Terdapat berbagai bentuk sebutan yang disampaikan pada tiap-tiap paslon presiden dan wakil presiden, sebagai bentuk serangan yang diberikan terhadap lawan.

ADVERTISEMENT

Bahkan terdapat pernyataan bahwa di media sosial, itu yang di cari adalah pembenaran bukan kebenaran. Lalu sudah sejauh mana perang antara para pengiat sosial media saat ini? kampanye sudah di mulai dan media sosial menjadi salah satu bentuk media yang dimanfaatkan untuk melakukan kampanye. Berbagai bentuk kampanye dilakukan. Yang paling sering kita lihat adalah kampanye hitam, yang diwarnai dengan cara-cara dan trik yang kotor. Tidak hanya lempar komentar, umbar caci maki dan hoax semakin membuat ramai, yang di dalamnya terdapat negesi atau penyangkalan terhadap kebenaran fakta.

Baca Juga

Sudah Waktunya Timnas Indonesia Juara Piala AFF

Sudah Waktunya Timnas Indonesia Juara Piala AFF

6 Januari 2023
Opini: Saat Mengajar SD, Kami Menemukan Siswa Kelas 5 Tidak Bisa Membaca

Opini: Saat Mengajar SD, Kami Menemukan Siswa Kelas 5 Tidak Bisa Membaca

29 Juli 2021

Balck campaign yaitu isu isu yang dilontarkan dimaksudkan untuk merusak karakter lawan tanpa adanya kebenaran fakta yang jelas. Perang di media sosial bahkan menjadi ukuran yang dampaknya dapat dirasakan di dunia nyata. Isu-isu negatif sering digunakan untuk mengundang daya tarik publikasi media, untuk melakukan serangan serangan politik terhadap lawan.

Melihat fenomena politik pada saat ini sangat menarik, banyak sekali tagar tagar yang ramai di media sosial. Perang saling sindir di media sosial sangat ramai. Berbagai bentuk saling cibir dan hujatan mewarnai pelaksanaan pemilihan presiden yang akan digelar tahun depan. Dengan hanya dua calon dukungan masyarakat tentu akan terbelah. Ada pendukung Jokowi-KH Ma’rif amin dan Prabowo Subianto-Sandiaga Uno. Perselisihan pendukung saat ini sudah terlihat jelas di sosial media. Bahkan jauh sebelum capres Dan cawapres ditetapkan, perang tagar sudah terjadi. Ada tagar #2019GantiPresiden dan juga #2019TetapJokowi. Bahkan perang yang ramai di jagat maya ini sudah terwujud di dunia nyata.

ADVERTISEMENT

“Dalam fenomena ini terdapat dua strategi yang dilakukan yaitu membuat narasi dengan tujuan untuk mempromot dan menjatuhkan. Menjatuhkan diambil dari kubu lawan dari apa yang kurang, yang pasti pihak ini tidak akan mempromote kekurangan dari kubu masing masing” jelas Ismail Fahmi peneliti media sosial yang juga pengelola Drone Emprit.

Menyebar berita hoax menjadi tren dalam laga pilpres tahun ini. Karena dalam sosial media yang dicari adalah pembenaran bukan kebenaran, maka tiap kubu akan saling gontok gontokan terhadap berita yang menyerang masing masing kubu. Saling membela terhadap masing masing dukungan. Kebebasan memilih dan dipilih dimiliki oleh warga Negara Indonesia. Karena mendukung satu paslon jangan membuat kita buta terhadap kebenaran yang ada.

Sebagai masyarakat yang melek akan politik, jangan sampai tutup mata terhadap fakta dan kebenaran yang ada. Menjadi masyarakat yang bijak dalam era politik saat ini sangat diperlukan. Bebagai informasi mengenai pekembangan politik saat ini sangat mudah diakses melalui sosial media. Perang mention dan saling reetwet merupakan fenomena yang sering terjadi di sosial media. Saling balas komentar di sosial media bahkan sampai menyebar kebencian sering terjadi di sosial media. Saat ini sosial media sudah menjadi ruang publik baru bagi masyarakat.

Kesadaran bagi publik perlu ada. Jangan jadikan kebecian menjadi hal yang dapat menutup diri dari kebenaran. Bentuk dukungan terhadap masing-masing paslon adalah hak setiap warga Negara, tetapi menjadi pendukung yang bijak sangat diperlukan.

Jangan membuat warga negara Indonesia trauma dengan janji janji manis yang dilontarkan. Partisipasi aktif dalam demokrasi sangat penting, jangan sampai masyarakat Indonesia menjadi acuh akan politik yang ada, kerena ulah para petinggi Negara ini, hingga akhirnya mereka akan apatis terhadap pemerintah.

 

*Mahasiswa Universitas Negeri Semarang, Jurusan Pendidikan Sosiologi dan Antropologi Angkatan 2016

 

 

Tags: Opini mahasiswapilpres 2019
ShareTweetSendShareShare
ADVERTISEMENT

Related Posts

Opini: Pentingnya Peningkatan Keprofesian Berkelanjutan bagi Kepala Madrasah
Opini

Opini: Pentingnya Peningkatan Keprofesian Berkelanjutan bagi Kepala Madrasah

12 Januari 2023
Sudah Waktunya Timnas Indonesia Juara Piala AFF
Opini

Sudah Waktunya Timnas Indonesia Juara Piala AFF

6 Januari 2023
Opini: Penguatan Pendidikan Multikultural dalam Dinamika Politik Identitas
Opini

Opini: Penguatan Pendidikan Multikultural dalam Dinamika Politik Identitas

4 Januari 2023
Opini

Opini: Hari Ibu dan Politik Perempuan

23 Desember 2022

Discussion about this post

TERPOPULER

  • Putri Mantan Bupati Brebes Menikah: Mas Kawin Tanah 3,2 Hektare dan 100 Gram Logam Mulia

  • Tilang Elektronik Pakai Drone Mulai Diuji Coba di Brebes, Ini Sasaranya…

  • Miris, Suami di Brebes Cekik Istri Sampai Meninggal, Lalu Lapor ke Kakak Ipar

  • Bejat! Ayah di Brebes Tega Cabuli Anak Tirinya Selama 7 Tahun

  • Sempat Buron, Oknum Wartawan Brebes Tersangka Kasus Pemerasan Terkait Perkosaan Ditangkap di Jakarta

  • Suami yang Bunuh Istri di Brebes Mengaku Dapat Bisikan Gaib

  • Suami Bunuh Istri di Brebes, Jenazah Korban Akan Diautopsi Hari Ini 

MEDIA SOSIAL

  • 139.9k Fans
  • 169 Followers
  • 30.1k Followers
  • 54.6k Subscribers
ADVERTISEMENT
PanturaPost.com

2020 © PT Pantura Siber Media

  • Tentang Kami
  • Redaksi
  • Pedoman Media Siber
  • Info Iklan
  • Verifikasi Dewan Pers
  • Karir

No Result
View All Result
  • Beranda
  • Daerah
    • Brebes
    • Kota Tegal
    • Tegal
    • Pemalang
    • Kajen
    • Pekalongan
    • Batang
  • Kolom
    • Catatan Pekan Ini
    • Opini
    • Moci
    • Kolom Kolam
    • Sejarah
  • Jateng
  • Wisata
  • Olahraga
  • Video
  • Warta Ngapak
  • Kuliner
    • Resep
  • Infografik
  • Inspire Slawi
  • Advertorial
  • Kamus

2020 © PT Pantura Siber Media

Login to your account below

Forgotten Password? Sign Up

Fill the forms bellow to register

All fields are required. Log In

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In