KEGIATAN mendaki gunung bukan hanya dilakukan para lelaki. Di bacecamp pendakian Gunung Slamet via Guci Kabupaten Tegal, tercatat sejumlah wanita pendaki yang siap menuju puncak gunung tertinggi di Jawa Tengah itu.
“Sejak jalur Gunung Slamet kembali dibuka, para pendaki mulai naik. Bukan hanya dari kalangan laki-laki saja, wanita pendaki juga lumayan banyak,” tutur Hendri, salah satu pengurus basecamp Kompak di Guci kepada panturapost.com, Jumat ( 12/11/2020).
Sampai saat ini, lanjut Hendri, jumlah wanita pendaki yang terdaftar di basecamp ada 38 orang. “Wanita pendaki kebanyakan datang berkelompok. Kadang wanita dua, laki-lakinya banyak,” ujarnya.
Hal yang sama diungkapkan Koordinator Basecamp Permadi, Ali Burhane. Dia mengatakan, wanita pendaki kali ini cukup banyak. Semakin ke sini penikmat puncak gunung itu, tidak hanya laki-laki saja. Para wanita pun sudah mulai menyukai puncak Gunung Slamet.
“Wanita pendaki lewat jalur Permadi itu berbagai usia. Ada yang muda dan ada juga yang sudah berumur,” ungkapnya.
Sampai saat ini, menurut Ali Burhane, yang terdaftar di basecamp Permadi ada sekitar 35 wanita yang naik Gunung Slamet dari sejak pendakian dibuka beberapa pekan kemarin. “Hampir semua datang membawa hasil rapid test COVID-19.”
Menurutnya, keindahan alam Gunung Slamet via Guci ini makin digandrungi para wanita pendaki. Sebelum pendakian Gunung Slamet ditutup, para wanita pendaki sudah banyak. Setelah dibuka wanita pendaki makin banyak.
Salah satu wanita pendaki, Mila mengaku, dalam perjalanan menuju puncak ketinggian 3428 MPDL, tidak lupa berburu foto di alam. Dan, fotonya dibagi ke media sosial.
“Kalau dibilang cape, mendaki gunung ya cape. Tapi dari pendakian ini, saat menuju perjalan puncak, itu terasa banget rasa saling membantu, kasih semangat, kompak, kekeluargaan, makan bersama. Apalagi mendakinya rombongan. Rasa itu terasa banget dan seru banget,” tutur dia.
Menurut dia, kalau sudah pernah naik gunung, pasti akan ketagihan. Karena naik gunung itu asyik dan menyenangkan. “Kita bisa liat alam yang begitu indah. Apalagi saat sampai puncak, itu terasa indah banget.” (*)
Editor: Muhammad Abduh
Discussion about this post