TEGAL – Rumah Sakit Islam (RSI) PKU Muhammadiyah, Singkil, Adiwerna Kabupaten Tegal, bersama dengan Lazizmu Kabupaten Tegal menggelar Nuzulul Quran dan buka puasa bersama, Jumat (15/4/2022) Dalam kegiatan itu, RSI PKU Muhammadiyah Singkil juga menyalurkan santunan untuk anak yatim.
Dalam kegiatan itu hadir juga Direktur RSI PKU Muhammadiyah Tegal, dr Ach Shohibul Birri, Ketua Baznas Kota Tegal Harun Abdi Manaf dan Sejumlah Lembaga Kesejahteraan Sosial Anak (LKSA) diantaranya Muhammadiyah dan Aisiyah se-Kabupaten Tegal.
Direktur RSI PKU Muhammadiyah Tegal, dr Ach Shohibul Birri melalui ketua panitia, Muhamad Lukman Hajir menyampaikan bahwa hal tersebut merupakan silaturahmi bagi dirinya dengan LKSA dan sekaligus bentuk kepedulian terhadap anak – anak yatim.
“Tentunya kami berharap sekali, kehadiran mereka menjadi berkah untuk rumah sakit. Ini merupakan kegiatan rutin yang sudah berjalan kurang lebih hampir 15 tahun,” katanya.
Hajir menyebut di tahun 2021 ada 9 LKSA yang ada di bawah binaa RSI PKU Muhammadiyah Singkil Adiwerna. Namun di tahun 2022 ini, ada penambahan 1 LKSA, sehingga saat ini sudah ada 10 LKSA.
“LKSA ini tersebar di beberapa daerah diantaranya, di Desa Jatinegara, Margasari, Slawi, Pangkah, Adiwerna dan Karanganyar. Kita salurkan dengan jumah total sebesar Rp32 juta,” ujarnya.
Ia berharap, LKSA tersebut bisa bertambah di setiap tahunnya. Pasalnya, semakin banyak LKSA yang hadir maka semakin banyak anak-anak yang terawat.
“Jadi Muhammadiyah menjadi salah satu pihak yang konsisten untuk mengawal anak-anak. Karena secara jiwa mereka juga butuh sentuhan,” jelasnya.
Sementara, Ketua Baznas Kota Tegal Harun Abdi Manaf mengungkapkan, RSI PKU Muhammadiyah Singkil Adiwena dan Lazizmu telah bekerja sama untuk memberikan kebahagiaan kepada anak-anak di bawah asuhan LKSA.
Ia mengatakan, peduli anak yatim telah di jelaskan dalam surat al insan ayat 9. Dalam ayat itu disebutkan,, dimana orang-orang yang akan menjadi penghuni surga adalah orang-orang yang senantiasa memberikan kebahagiaan kepada tiga kelompok. Tiga kelompok itu adalah miskinan, wayatiman, dan waasiro.
“Artinya, 3 kelompok itu orang merdeka tapi tidak bisa menikmati apa-apa yang diinginkan,” pungkasnya. (*)
Editor: Muhammad Abduh
Discussion about this post