Panturapost.com, Brebes – Dinas Pekerjaan Umum (DPU) Kabupaten Brebes mengaku kualahan dengan banyaknya jalan rusak yang saat ini masih terbengkalai. Selain terkendala anggaran untuk peningkatan jalan ataupun pemeliharaan yang merosot drastis, juga faktor curah hujan tinggi dan tonase kendaraan dituding biang keladinya.
“Sekarang semakin banyak jalan yang rusak. Kami kewalahan menangani infrastruktur publik ini. Apalagi anggaran dari DAK untuk peningkatan jalan sekitar 19.3 Miliar,” ucap Kabid Binamarga DPU Kabupaten Brebes Dani Asmoro, Kamis 25 Januari 2018.
Disisi lain, jumlah kerusakan jalan di Kabupaten Brebes jumlahnya mencapai 30 persen dari total jalan yang ada.
“Anggaran DAK itu nanti untuk peningkatan jalan berupa pembetonan untuk 5 paket pekerjaan di masing – masing UPTD. Itu sangat sedikit sekali jumlahnya, jadi tak membuat mulus jalan di Brebes,” katanya.
Dani merinci, kerusakan jalan di Kabupaten Brebes mencapai 30 persen terdiri dari, 13.93 persen kategori kerusakan berat, kerusakan sedang mencapai 5.92 persen dan kerusakan ringan mencapai 7.92 persen.
“Untuk anggaran DAK yang sudah ada ini nanti untuk peningkatan jalan di lima titik paling parah yakni, tangglok songgom, bulakamba slatri kersana, randugede bulakelor, dan luwunggede,” katanya.
Minimnya anggaran itu, DPU akan memprioritaskan keperluan mendesak ruas jalan yang mengalami kerusakan.
“Untuk data kerusakan jalan mencapai 30 persen ini per September 2017 lalu. Untuk bulan Desember kemarin sampai saat ini masih kita data dan survey kembali,” katanya.

Nihil Pembangunan Infrastrukur
Alokasi APBD 2018 Dinas Pekerjaan Umun (DPU) Kabupaten Brebes, Jawa Tengah, menurun jadi Rp20 miliar. Akibatnya, Brebes nihil pembangunan infrasatruktur di 2018
“Nihilnya pembangunan fisik itu diakibatkan minimya alokasi anggaran yang diterima instansi tersebut dari APBD di tahun depan,” ucap Kabid Perencanaan dan Pengendalian DPU Kabupaten Brebes, Ridho
Badan Anggaran, DPU hanya mendapat alokasi APBD murni tahun 2018 sebesar Rp20 miliar. Anggaran ini sudah termasuk untuk kegiatan rutin kesekretariatan dan Rp10 miliar untuk penataan drainase kota.
Alokasi anggaran yang ada, hanya akan difokuskan untuk pekerjaan pemeliharaan jalan dan penataan drainase kota. Karena pembangunan intrastruktur mengandalkan anggaran dari Dana Alokasi Khusus (DAK) dan dana bantuan gubernur.
Ia menyebut, kegiatan pemeliharaan itu diutamakan untuk ruas jalan kabupaten dan poros. Sehingga, di tahun depan tidak ada proyek peningkatan jalan. Sedangkan untuk penataan drainase kota diperuntukan untuk titik Alun-alun Kota Brebes dan Sigeleng karena kerap menyebabkan banjir.
“Namun kami tetap berupaya agar pembangunan infrastruktur tetap berjalan. Yakni, dengan mengandalkan DAK dan dana Bangub,” kata dia.
Alokasi itu akan dipergunakan bagi peningkatan empat ruas jalan. Yakni, ruas Bulakamba-Slatri, Kersana-Randugede, Tengglok-Songgom dan Bulakelor-Luwunggede. Sedangkan untuk dana bantuan gubernur, masih ditunggu nilai anggarannya.
Bahkan, Pemkab juga sudah mengusulkan anggaran ke Pemprov Jateng melalui alokasi bantuan keuangan gubernur (bangub). Langkah itu dilakukan karena keterbatasan anggaran daerah.
”Sudah kami usulkan ke provinsi. Nilai usulannya sebesar Rp 15 miliar, mudah-mudahan tahun ini bisa terealisasi,” ungkapnya.
Kemudian dibanding tahun 2017, alokasi dari ABPD murni itu mengalami penurunan drastis. Anggaran 2017 anggaran yang dialokasikan khusus untuk fisik di APBD murni mencapai Rp30 miliar. Sedangkan tahun 2018, Rp20 miliar yang sudah termasuk anggaran rutin kesekretariatan dan drainase.

Jalur Poros Tengah Mendesak Harus Diperbaiki
Sebelumnya, Warga Desa Jemasih, Kecamatan Ketanggungan, Kabupaten Brebes mendesak jalan poros tengah yang melintas di wilayahnya agar segera diperbaiki.
Kondisi jalan yang bisa menjadi alternatif menuju wilayah Brebes selatan dan Kabupaten Banyumas itu kini semakin rusak parah. Bahkan, pada musim penghujan saat ini keadaannya sangat memprihatinkan sehingga sulit untuk dilalui kendaraan.
”Saat kami reses ke Jemasih, perbaikan jalan poros tengah di desa itu menjadi usulan utama. Warga sangat berharap jalan diperbaiki untuk memperlancar mobilisasi,” ucap Anggota Fraksi PDIP DPRD Kabupaten Brebes, Muhammad Rizki Ubaidilah.
Menurut dia, kondisi jalan saat ini dinilai sudah sangat tidak layak. Padahal jalur itu manjadi salah satu akses penting di Brebes.
Selain bisa menghubungkan antara wilayah Brebes bagian utara dan tengah dengan wilayah selatan, jalan tersebut juga bisa menjadi jalur alternatif menuju Kabupaten Banyumas. Dengan demikian, bisa difungsikan untuk mengurai kemacetan di jalur pantura.
Di sisi lain, akses itu juga menjadi tumpuan utama warga sekitar untuk memasarkan hasil pertanian ke ibukota kecamatan.
Apalagi, Desa Jemasih juga dikenal sebagai penghasil padi, jagung dan bawang merah.
“Ya kakau kondisi jalannya buruk seperti ini, biaya transportasi menjadi tinggi. Padahal, saat ini harga hasil panen sedang turun, khususnya bawang merah. Imbasnya, warga semakin dirugikan,” jelas dia.
Menurut dia, warga berharap tahun ini perbaikan jalan di Desa Jemasih bisa direalisaaikan. Sebab, rencana perbaikan dan peningkatan jalan tersebut sudah lama direncanakan Pemkab Brebes, tetapi sampai sekarang belum terealisasi.
”Kami nilai perbaikan jalan di Jemasih ini sudah sangat mendesak. Selain rusak parah, kondisi jalan juga telah membuat warga resah. Kami berharap perbaikannya jangan sampai menunggu warga bereaksi turun ke jalan,” katanya.
Dia menambahkan, jika ruas poros tengah di Jemasih itu sudah diperbaiki, pengembangan wilayah dan pertumbuhan ekonomi akan meningkat. Sebab, akses jalan semakin mudah.
”Permintaan warga ini tentu akan saya tindaklanjuti dengan berkoordinasi bersama instansi terkait. Kami juga akan ikut mendesak,” dia memungkasi. (MAQ/NUG)
Discussion about this post