TEGAL – Enam pelajar laki-laki SMK di Kota Tegal berdiri berjejer di dalam kelas. Di hadapan mereka tampak beberapa senior berambut cepak dan memukul mereka berkali-kali. Sasarannya ke dada hingga di perut. Cukup keras.
“Bug..bug..bug..bug..” suara itu terdengar jelas dalam rekaman video berdurasi 1 menit 2 detik itu. Dalam video, para senior memukul dengan kepalan tangan hingga menggunakan siku mereka. Tak ayal, para junior pun sesekali memegangi perut mereka dan mengeluh kesakitan. Di akhir video, senior meminta junior yang tak kuat untuk minggir. “Ora kuat mene (kalau tidak kuat ke sini),” ujar salah satu senior mengakhiri video tersebut.
Adegan kekerasan itu terjadi di salah satu ruang kelas di SMK Negeri 3 Kota Tegal pada Selasa siang, 28 Agustus 2018. Video itu lalu beredar di media sosial Facebook hingga instagram sehari setelah pemukulan itu berlangsung. Netizen pun geger. Banyak yang mengecam aksi pemukulan itu.
Catatan Panturapos.com, kekerasan di SMK itu tidak hanya terjadi pada kali ini saja. Pada November 2016 lalu, seorang siswa sekolah itu terkapar di rumah sakit gara-gara menjadi korban kekerasan kakak kelas. Siswa bernama Aditya Rizki itu sampai tidak bisa makan 4 hari gara-gara dipukul di bagian perut.
Kepala Sekolah SMK N 3 Kota Tegal saat itu Bejo, membenarkan peristiwa pemukulan itu. Bahkan, Bejo menyebut hal itu sebagai tradisi yang sudah lama berjalan. “Jadi itu untuk pembentukan mental dan fisik. Khususnya bagi siswa jurusan pelayaran. Katanya supaya ketika nanti bekerja di laut, sudah terbiasa,” ujar Bejo saat itu.
Sekarang, kejadian itu berulang. Meski tak ada yang sampai masuk ke rumah sakit, namun kekerasan di dalam dunia pendidikan tetap tidak bisa dibenarkan.
Sekolah Kecolongan
Wakil Kepala Sekolah Bidang Kesiswaan, Bambang Andi, mengaku kecolongan dengan aksi pemukulan tersebut. Dia megungkapkan pihaknya memiliki catatan buruk terhadap para siswa pelaku kekerasan itu. Mereka dalam sepekan terakhir ini memang sedang dalam pengawasan sekolah. “Kami sudah memanggil orang tuanya, pembinaan dan sebagianya. Ternyata di luar dugaan. Tindakannya lebih parah,” ungkap dia kepada Panturapost.com, Kamis, 30 Agustus 2018.
Dia justru curiga video pemukulan itu yang sudah viral di media sosial. Menurutnya, ada pihak yang sengaja mengunggah video itu ke media sosial untuk menjatuhkan nama baik sekolah. “Kami curiga ini sengaja diviralkan oleh salah seorang mantan murid sini. Dia sudah dikeluarkan karena bermasalah,” ujar dia.
Karena itu, pihaknya akan menyelidiki kasus ini dan akan memeriksa para pelaku. Begitu juga penyebar video itu juga akan diselidiki. “Kami tidak tahu motifasinya apa ya. Tapi jelas yang menyebar itu mantan siswa sini di Facebooknya,” ucap dia.
Pihak sekolah pun meminta maaf kepada orang tua murid dan masyarakat atas kasus ini. Sekolah berjanji akan terus mengawasi anak didiknya agar peristiwa serupa tidak terulang kembali.
“Kami berusaha mengawasi anak anak didik semaksimal mungkin. Tapi dengan adanya video yang viral ini dan mencoreng nama baik sekolah. Kemungkinan kita akan menindak tegas anak-anak tersebut tapi tetapi menunggu keputusan kepala sekolah,” ujar Ismijarti selaku guru bimbingan konseling (BK) SMK N 3. (Panturapost.id)
Editor: Muhammad Irsyam Faiz
Discussion about this post