BREBES – Komisioner KPU Provinsi Jateng Paulus Widiyantoro mengatakan, jumlah partisipasi Pemungutan Suara Ulang (PSU) se-Jateng juga mengalami penurunan. Meski begitu, dia mengklaim angka penurunan tidak terlalu signifikan.
“Harus diakui partisipasi (PSU) menurun dibanding pada 17 April yang lalu. Meski data belum masuk semua, penurunan sekitar 10 persen,” katanya saat hadir dalam PSU di Desa Jipang, Kecamatan Bantarkawung, Brebes, Sabtu (27/4).
Ia menyebut, di Jawa Tengah KPU melakukan PSU serentak di 26 TPS. Sebelumnya sudah juga dilakukan PSU di 2 TPS di Tegal.
Paulus menyoroti PSU kali ini kebanyakan disebabkan faktor yang sama. Yakni ada pemilih tidak berhak menggunakan pemilihnya. seperti pemilih yang menggunakan KTP atau suket, tetapi bukan warga setempat.
Penyebabnya, tambah dia lantaran sempat beredarnya hoax tentang suket dan KTP bisa digunakan untuk mencoblos.
“Ini akibat kemarin beredarnya hoax bahwa suket atau KTP bisa digunakan untuk mencoblos. Tetapi penjelasan itu kan belum utuh. Kalau utuhnya adalah bisa digunakan untuk memilih, di TPS sesuai alamat dalam KTP atau suket tersebut,” bebernya.
Sementara itu, jumlah pemilih dalam PSU di TPS 12 Desa Jipang, Kecamatan Bantarkawung, Kabupaten Brebes pada Sabtu (27/4/19) menurun sekitar 20 persen. Berdasarkan data di TPS, jumlah total partisipasi saat PSU mencapai 148 pemilih atau menurun 32 pemilih, jika dibandingkan pada pemilihan awal yang mencapai 180 pemilih.
“Mengalami penurunan jumlah partisipasi. Penyebabnya diperkirakan karena banyak yang kembali bekerja atau kuliah ke luar daerah,” kata Ketua PPK Bantarkawung Amin Mustaqim di sela-sela PSU.
Pemilih yang merantau, kata dia, jumlahnya cukup banyak disumbang dari kalangan pemilih milenial seperti mahasiswa.
Reporter: Reza Abineri
Editor: Irsyam Faiz
Discussion about this post