MENGUNJUNGI Perpustakaan Soekarno-Hatta di Kabupaten Tegal rasa kecewa dan prihatin menyelubungi. Kondisi ruangan di dalam perpustakaan kurang nyaman dan tampak kusam. Hal ini dari satu sisi lingkungan yang ada di ruang pamer buku yang jauh dari sentuhan perawatan.
Satu hal yang lebih memprihatinkan lagi, dari 200 lebih jumlah buku fiksi sastra, hanya dipenuhi buku-buku karya penulis ibukota dan daerah lainnya. Satupun tidak terdapat buku sastra, baik berupa kumpulan cerpen, antologi puisi, cerita rakyat Tegal, maupun novel karya dari para penulis yang ada di wilayah Tegal; baik dari Kabupaten Tegal maupun Kota Tegal.
Pernyataan tersebut diutarakan Mohammad Ayyub, salah satu penulis sastra Tegalan saat berkunjung ke Perpustakaan Soekarno-Hatta di Kabupaten Tegal, Rabu (30/8/2023) siang.
“Kondisi seperti itu sangat disayangkan. Penulis buku di Tegal banyak sekali. Ada Nurhidayat Poso, Dwi Ery Santoso, Maufur, M. Enthieh Mudakir, Atmo Tan Sidik, SN. Ratmana, M. Hadi Utomo, Muarif Essage, Moh. Mi’raj, A. Musabih, dan lain sebagainya, termasuk begawan sastra Tegal Lanang Setiawan, buku tunggalnya yang telah dibukukan mencapai 37 judul,” ujar Ayyub saat berada di ruang pamer buku-buku di Perpustkaan Soekarno – Hatta, Slawi.

Lebih lanjut dikatakan, anggaran belanja buku-buku berasal dari APBD tetapi mengapa tidak terpikirkan untuk menghidupi para penulis buku yang berasal dari daerahnya sendiri, justru sebaliknya menghabiskan dana memborong buku besar-besaran karya orang lain?
“Seharusnya pengelola dalam hal ini kepala perpustakaan pandai-pandai berbelanja untuk pengadaan buku-buku lokal. Wong fulusnya kan dari APBD? Masa tidak bisa? Pasti bisa,” tegasnya.
Kepala Perpus Soekarno – Hatta Drs. Eko Jati Suntoro M.Si saat ditemui wartawan tidak berada di tempat.
Irham, selaku pustakawan setempat mengatakan, pimpinan sedang tidak berada di tempat. “Katanya ada urusan keluarga,” katanya.
Meski demikian dia mengakui kelangkaan buku-buku sastra karya penulis Tegal dengan alasan tidak mengerti. “Memang tidak ada, mas. Tapi katanya sih untuk anggaran tahun 2023 ini ada pengadaan buku-buku karta penulis seperti punya Mok. Hadi Utomo, Lanang Setiawan, Mohammad Ayyub, Maufur, Atmo Tan Sidik, M.Enthieh Mudakir, Dwi Ery Santoso dan mereka yang pernah menerbitkan buku karyanya,” kata dia.
Karya para penulis Tegal yang akan dibeli, lanjutnya, tidak hanya berupa novel, puisi, Cerpen namun buku-buku antologi puisi bersama juga akan dibeli. Termasuk buku-buku aliran baru dari sastra Tegalan seperti Kur 267, Wangsi (wangsalan puisi) dan juga buku-buku aliran baru baik dalam bentuk puisi maupun novel pada aliran baru “Tegalerin 2-4-2-4 dari kreatifitas para sastrawan yang terhipun dalam wadah Komunitas Sastrawan Tegalan.
Sementara itu, selang beberapa jam kemudian, Kepala Perpus Soekarno – Hatta, Drs. Eko Jati Suntoro M.Si mengirim WA jawaban tentang buku-buku Tegalan. Menurutnya, koleksi buku-buku Tegalan ada di ruang referensi.
“Sengaja buku-buku Tegalan ditaruh di ruang referensi agar tidak tercampur dengan koleksi lain. Sedangkan pengadaan tahun ini koleksi Tegalan masih on proses,” tegasnya. (*)
Editor: Muhammad Abduh
Discussion about this post