TEGAL – Warga Kota Tegal diramaikan dengan keberadaan billboard raksasa bergambar Wali Kota Tegal Dedy Yon Supriyono dengan tulisan “Mr. Lockdown Indonesia”. Billboard tersebut terpasang di jembatan penyebrangan orang di Jalan Mayjen Sutoyo, Kota Tegal.
Kemunculan “Mr. Lockdown” sejak hari pertama relaksasi pembatasan sosial berskala besar (PSBB) Jumat (15/5/2020) pun menuai pro kontra di tengah masyarakat. Ada yang menyambut baik, ada juga yang menilai hal itu sebagai tindakan berlebihan.
Di gambar tersebut, Wali Kota Dedy mengenakan seragam “Praja Wibawa” Satpol PP lengkap dengan baret, dan mengepalkan tangan. Di bawahnya, tertulis “Wajib Pakai Masker”. Namun sayangnya, gambar wali kota sendiri sedang tidak memakai masker.
Mungkin, maksud billboard yang terpasang dengan logo Pemkot itu untuk mengingatkan warganya agar wajib pakai masker meski di tengah zona hijau COVID-19 namun dengan gaya wali kota yang nyentrik.
“Kalau saya oke saja. Pak wali itu nyentrik dan berani. Mungkin buat seru-seruan saja ya gambar ‘Mr. Lockdown’,” kata Supriyadi (35), didampingi temannya, Agus (37) warga Jalan Kapten Ismail, ditemui tak jauh dari outlet penjualan kaos “Mr. Lockdown” di Pasifik Mal, Kota Tegal, Senin (18/5/2020).
Sementara itu, kemunculan “Mr. Lockdown” turut mengundang Fraksi PKS DPRD Kota Tegal untuk berkomentar. Menurut PKS, keberadaan billboard dan kaos “Mr. Lockdown” yang beredar di sejumlah mal sejak hari pertama relaksasi PSBB, terlalu berlebihan.
Anggota Fraksi PKS DPRD Kota Tegal Bayu Arie Sasongko dan Zaenal Nurohman, menilai sikap Pemkot Tegal untuk memasang billboard tersebut justru sebagai bentuk pencitraan dan euforia berlebihan.
“Kita ingin kejelasan, ‘Mr. Lockdown’ ini program siapa. Tujuan dilaunching ini manfaatnya apa. Kemudian seremonial penjualan kaos ini murni bisnis atau untuk penanganan COVID-19. Kalau untuk membantu masyarakat justru bagus,” kata Bayu, Senin (18/5/2020).
Bayu pun mengaku sangat menyayangkan adanya “agenda” Pemkot yang terkesan sebagai bentuk untuk mengangkat citra wali kota.

Padahal kata Bayu, citra wali kota di mata masyarakat sudah bagus sejak awal-awal memutuskan untuk mengambil langkah cepat saat ada warganya yang terkonfirmasi positif COVID-19 pertama kali.
“Di awal-awal momentum bagus, pak wali dapat apresiasi di mata masyarakat, di luar aspek ekonomi. Namun adanya ini dia menciderai diri sendiri dengan ‘Mr. Lockdown’ karena dominan pencitraan. Ini sangat disayangkan,” kata Bayu.
Bayu juga menyoroti pelaksanaan buka buasa bersama wali kota dan jajaran ASN saat hari pertama relaksasi PSBB di salah satu mal. Saat itu, jajaran ASN, semuanya menggunakan atribut “Mr. Lockdown” dan mengabaikan physical distancing.
“Harusnya tak perlu melakukan euforia karena ini bukan kompetisi, dan status bencana nasional di tengah pandemi masih ada. Apalagi, daerah sekitar kasus Covid-19 masih terus menanjak,” kata Bayu.
Bayu mengatakan, adanya relaksasi PSBB, disampaikannya langkah baik untuk pemulihan ekonomi masyarakat. Meski demikian, ia sekali lagi meminta Pemkot jangan sampai lengah dalam mengawasi pusat perbelanjaan tentang protokol kesehatan.
Sementara itu, Zaenal Nurohman juga meminta Pemkot Tegal agar lebih fokus penanganan COVID-19 dibandingkan melakukan manuver untuk pencitraan.
“Pemkot harus fokus jangan atraktif di tengah permasalahan bencana. Jangan bermanuver. Fokus ke edukasi, kesadaran masyarakat dikuatkan kembali. Gugus tugas diperkuat sampai tingkat RW,” kata Zaenal.
Menurut Zaenal, jika Pemkot justru sibuk dengan berbagai kegiatan yang terkesan acara seremonial saat relaksasi PSBB, ia khawatir, akan ada gelombang dua Covid-19 usai Lebaran.
“Kita khawatir di Tegal ada jilid kedua kasus Covid-19. Karena kami melihat ada kelonggaran, sementara daerah sekitar masih zona merah. Kami minta Pemkot lebih serius dan fokus. Apalagi kita juga melihat foto ptofil WA banyak pejabat memakai gambar ‘Mister Lockdown’,” pungkas Zaenal.
Sementara itu, Wakil Wali Kota M. Jumadi mengemukakan, pihaknya aktif melakukan monitoring protokol kesehatan di sejumlah mal di Kota Tegal, termasuk yang kembali dilakukan hari Senin (18/5/2020).
Jumadi mengungkapkan, pihaknya akan terus dan harus melakukan evaluasi terkait relaksasi PSBB setiap hari. “Agar mal, pasar, benar-benar menerapkan dan mengimplementasikan protokol kesehatan dengan ketat,” kata Jumadi, dalam keterangan tertulisnya.
Sementara itu, saat dikonfirmasi melalui pesan WhatsApp mengenai “Mr. Lockdown” Jumadi belum memberikan tanggapannya hingga berita ini dibuat.
Sebelumnya, Wali Kota Tegal Dedy Yon Supriyono dalam kesempatan menerima bantuan dari Industri Jasa Keuangan, di Balai Kota Tegal sempat melontarkan kalimat “Mr. Lockdown”.
“Saya Mr. Lockdown, Pak Wakil Mr. Beton,” kata Dedy, dihadapan peserta pemberian bantuan sambil tersenyum. (*)
Editor: Irsyam Faiz
Discussion about this post