BREBES – Bagi yang kerap melintas di jalan Pantura barat Jawa Tengah, mulai dari Brebes hingga Tegal, pasti menjumpai kesibukan sejumlah pekerja. Mereka sibuk memperbaiki jalan. Seperti mengelupas aspal lama dan memakan waktu beberapa hari.
Seringnya perbaikan di jalan nasional tersebut seakan menjadi ‘proyek abadi’. Truk – truk monster berukuran besar yang setiap detik melintas di jalur tersebut menjadi salah satu penyebab kerusakan. Diperparah, truk dengan muatan berlebih atau over dimensions overloading (ODOL) yang kerap melaju.
Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) membenarkan bahwa satu di antara faktor rentannya jalan pantura hingga jadi rusak disebabkan truk yang melintas. Parahnya, kebanyakan truk yang melintas merupakan truk ODOL.
“Seharusnya mereka (truk ODOL) melaju di jalan tol. Bukan jalan arteri pantura. Nggak tau kenapa mereka tidak mau masuk tol. Kami tidak bisa memaksa mereka untuk masuk tol,” ucap perwakilan Pejabat Pembuat Komitmen (PPK) Jalur Pantura Tegal-Brebes Balai Besar Pelaksanaan Jalan Nasional VII Semarang, Dirjen Binamarga Kementrian PUPR, Arif Setiawan belum lama ini.
Mulusnya jalan tol tampaknya tak bisa menggoda sopir- sopir truk untuk melaju di jalan bebas hambatan itu. Dirinya pun menduga alasan tarif tol yang mengakibatkan truk ogah masuk tol.
Dengan begitu, sopir truk dapat mengirit biaya operasional perjalanan ke lokasi tujuan. Padahal, jalan tol sudah bisa dilewati dari Jakarta hingga Brebes Timur yang dekat dengan perbatasan Kota Tegal.
Jika truk semua masuk tol, jalan arteri pantura di Brebes dapat terselamatkan. Minimal, perbaikan jarang dilakukan.
“Pernah beberapa saat lalu kita amati, truk- truk itu hanya masuk tol di Palimanan untuk menghindari kepadatan lalu lintas di Cirebon. Setelah itu, keluar lagi ke arteri pantura di Kanci kemudian ke Brebes,” beber dia.
Karena itu, jalan setelah Pejagan ke arah timur cukup rusak kondisinya. Sedangkan ruas jalan tersebut akan menjadi prioritas Bina Marga pada anggaran tahun ini.
Untuk itu, lanjut dia, pihaknya meminta kementerian terkait membujuk truk masuk ke tol.
Sebenarnya, kata Arif, ada cara lain untuk mengurangi truk ODOL beroperasi di arteri pantura, keberadaan jembatan timbang dengan konsep ketegasan.
“Mungkin begini ya, kalau jembatan timbang diaktifkan lagi. Kalau truk terbukti melebihi muatan, ya harus di turunkan di situ juga atau membayar denda yang tinggi. Jadi pengusaha angkutan barang akan mematuhi aturan yang ada,” pungkasnya. (*)
Editor : Muhammad Abduh
Discussion about this post