Brebes, Panturapost.com – Ratusan warga di tujuh desa di Kecamatan Paguyangan Kabupaten Brebes, Jawa Tengah menyatakan sikap terkait rencana aksi demo belasan ribu orang yang menolak Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi (PLTPB) Baturraden berkapasitas hingga 150 megawatt oleh pelaksana proyek PT Sejahtera Alam Energi (PT SAE) yang berlokasi di Kabupaten Banyumas, Selasa 16 Januari 2018.
Adapun aksi pernyataan sikap yang dijaga ketat puluhan personel Polres Brebes digelar di halaman balai Desa Pandansari Kabupaten Brebes berlangsung damai. Mereka membentangkan sejumlah spanduk yang berisi penolakan aksi demo besar-besaran di Desa Pandansari. Selain itu, dalam aksi pernyataan sikapnya mereka juga mendatangani pernyataan sikap untuk menghadang para pendemo yang berasal dari luar desa.
Bahkan sekitar 600 warga Desa setempat dan sekitarnya mengaku siap menghadang rencana aksi demo belasan ribu orang di kampung halamanya. Adapun demo dari berbagai elemen masyarakat, aliansi dan aktivis lingkungan dari berbagai daerah di Jawa Tengah sedianya akan dilakukan pada Sabtu 20 Januari 2018 mendatang di Desa Pandansari Kecamatan Paguyangan yang berada di kaki gunung Slamet dinilai akan mengancam keamanan dan ketertiban warga Desa setempat.
Warga Anggap PT SAE Tak Mengganggu Kenyamanan
Desa Pandansari yang berada di obyek wisata kebun teh Kaligua Brebes merupakan satu daerah yang lokasinya menjadi akses masuk utama proyek pembangkit listrik tenaga panas bumi tersebut.
“Kami warga asli desa Pandansari dan sekitarnya dAri 7 desa (Taraban, Kretek, Pandansari, Ragatunjung, Wanareja, Cipetung dan Wanatirta) disini menyatakan sikap penolakan penutupan proyek tenaga listrik panas bumi atau geothermal oleh PT SAE. Kenapa begitu karena selama ini kita tidak merasa terganggu, malah cenderung masyarakat disini terbantu,” ucap Kepala Desa Pandansari Paguyangan Kamdo.
Selama melakukan eksplorasi, kata dia, PT SAE telah melakukan berbagai upaya kepedulian kepada masyarakat setempat. Yang paling menonjol yakni perbaikan akses jalan hingga lebih dari 10 kilometer dari bawah hingga ke obyek wisata kebun teh kaligua.
Sebelumnya, akses jalan utama ke obyek wisata kaligua kondisinya sangat parah. Hanya bebatuan yang berjejer disepanjang jalan. Tentu saja perubahan itu membuat kemudahan warga setempat mendapatkan akses jalan yang layak.
“Rencana demo besar – besaran itu kami warga Pandansari dan sekitarnya menolak keras. Kami siap hadang jika demo itu jadi dilakukan ditempat kami. Kalau mau demo silahkan di tempat lain. Karena disini warga kami sudah nyaman, memang saya akui semua punya kepentingan dan itu penting. Tapi jangan ganggu kenyamanan warga kami,” pungkasnya. (MAQ/NUG)
Discussion about this post