BREBES, Panturapost.com – Pihak Universitas Muhadi Setiabudi (UMUS) Brebes menanggapi mundurnya Nurul Qomar sebagai rektor. Sejumlah pejabat kampus tersebut mengaku sudah mengetahui keputusan pelawak sekaligus aktor kawakan tersebut sejak dua hari lalu.
“Beliau memberikan surat resmi kepada yayasan tanggal 14 November 2017. Saya yang terima langsung di rumah Pak Qomar di Cirebon. Saya sampaikan ke ketua Yayasan Pak Muhadi,” kata Maksori, Wakil Rektor II UMUS saat ditemui di kantornya Jumat, 17 November 2017.
Baca juga: BREAKING NEWS: Nurul Qomar Mundur dari Rektor UMUS Brebes!
Dia mengaku kaget begitu mengetahui isi surat tersebut merupakan penguduran diri Qomar sebagai rektor. Sebab, keputusan itu terkesan mendadak dan aneh. Apalagi, kerja-kerja Qomar selama memimpin kampus tersebut tidak pernah bermasalah. “Kesannya mendadak gitu,” ungkap dia.
Maksori mengungkapkan selama menjadi rektor, Qomar memang tidak setiap hari berada di kampus. Namun, setiap pekan pelawak berdarah Sunda itu selalu ada di kampus. “Beliau kan aktivitasnya banyak, sebagai politisi dia sering ke Jakarta, main film juga, sering mengisi ceramah ke mana-mana,” katanya.
Baca juga TERUNGKAP: Ini Alasan Nurul Qomar Mundur dari Rektor UMUS Brebes
Kedati demikian, sejak Qomar menjabat rektor, suasana kampus yang berada di pinggir jalur pantura tersebut terasa lebih hidup. Bahkan dia mengakui jumlah mahasiswa meningkat dibanding tahun sebelumnya. “Orangnya kan suka guyon. Jadi kami kadang terhibur. Tidak pernah marah. Hubungan kami dengan pemerintah daerah juga lebih akrab, karena rektornya supel,” katanya.
Dalam surat yang ditandatangani di atas materai tersebut, Qomar menyatakan mundur karena hendak maju sebagai calon Bupati Cirebon dari Partai Demokrat. Karena itu, dia tidak ingin ada dua kepentingan dalam waktu yang bersamaan. Dalam surat itu, Qomar tidak menuliskan soal ketidaknyamanannya menjadi rektor. Dia juga tidak menuliskan persoalan kampus yang membuat dirinya mundur dari kursi rektor.
Baca juga: Qomar Mundur Sebagai Rektor UMUS Brebes, Ini Reaksi Pejabat Kampus
Namun, saat dimintai konfirmasi soal surat itu, Qomar menanggapi diplomatis. Dia mengaku apa yang tertulis di surat itu tidak sepenuhnya seperti yang ada di hatinya. “Saya menyusun surat tersebut dalam desakan psikologis. Saya tidak ingin membuka persoalan internal kampus, maka alasan pilkada yang paling aktual,” kata Qomar. (Mif)
Discussion about this post