BREBES – Sekitar 750 pendaki merayakan pergantian tahun di puncak Gunung Slamet (3.428 m dpl). Para pendaki dari kalangan muda-mudi ini berasal dari berbagai kota seperti Bekasi, Jakarta, Yogyakarta, Semarang, Bandung, dan sejumlah kota lain di Jateng, Jabar dan Jatim.
Kepala Bidang Pariwisata pada Dinas Pemuda Olah Raga dan Pariwisata (Dinporapar) Purbalingga, Prayitno mengatakan, para pendaki mulai membanjiri pos pendakian di Dukuh Bambangan, Desa Kutabawa, Kecamatan Karangreja, Purbalingga, pada Minggu (30/12).
“Mereka kebanyakan datang secara berombongan. Dalam satu grup antara 5 – 10 orang, bahkan ada yang 20 orang. Namun juga ada yang datang dua orang dalam satu kelompoknya,” kata Prayitno di sela-sela pemantauan pendakian di pos Bambangan, Senin (31/12) siang.
Berdasarkan data yang tercatat di pos Bambangan, para pendaki berasal dari Bekasi, Cibitung, Jakarta, Yogyakarta, Bandung, Tasikmalaya, Semarang, Sragen, dan sejumlah kota lainnya di Jateng, Jatim dan Jabar.
“Untuk mencegah terjadinya hal-hal yang tidak diinginkan, semua pendaki kami data di pos Bambangan. Setiap ketua kelompok juga kami wajibkan meninggalkan identitas berupa KTP atau SIM serta nomor kontak,” ucap Prayitno.
Petugas di posko Bambangan yang dibantu dari SAR Purbalingga serta relawan Gunung Slamet juga membagikan lembaran informasi berupa jalur pendakian, serta tata cara dan larangan selama melakukan pendakian ke puncak Gunung Slamet.
“Lembar informasi ini untuk member kemudahan bagi para pendaki yang hendak menuju puncak. Jika terjadi sesuatu pada rombongannya, bisa segera mengontak pada nomor kontak yang tertera dalam lembaran tersebut,” ujarnya.
Prayitno juga mengingatkan kepada para pendaki untuk tetap menjaga kesehatan serta kelestarian lingkungan selama di puncak dan jalur pendakian. Para pendaki dihimbau untuk tidak membuang sampah sembarangan, dan wajib membawa turun kembali sampah yang dihasilkannya.
Semua pendaki sebelum ke puncak juga dibekali kantong plastik untuk tempat sampah. Kantong ini diserahkan kembali di pos Bambangan dan tentunya berisi sampah. Para pendaki juga tidak boleh menebang pohon serta memetik bunga Edelwis.
“Kami bekerja sama dengan SAR dan relawan juga memantau di beberapa pos pendakian. Harapannya agar para pendaki ikut menjaga kelestarian hutan dan vegetasi yang ada di Gunung Slamet,” kata Prayitno.
Saat ini, kata dia, kondisi puncak Gunung Slamet lumayan dingin dan sesekali terjadi hujan. Para pendaki diminta waspada terhadap serangan hipotermia dan jalan setapak yang licin. (*)
Reporter : Fajar Eko Nugroho
Editor : Muhammad Abduh
Discussion about this post