Panturapost.com, Brebes – Sejumlah warga di kompleks perumahan Limbangan Indah, Kelurahan Limbangan Wetan, Kecamatan Brebes memprotes adanya proyek pengurugan lahan di wilayahnya yang dikhawatirkan akan menimbulkan banjir jika turun hujan dengan intensitas tinggi.
Pada hari Selasa (23/1) kemarin sejumlah warga mendatangi lokasi proyek pengurugan. Mereka memprotes karena proyek yang berada di sebelah selatan kompleks perumaham itu dinilai menjadi pemicu banjir saat hujan deras turun.
Adapun proyek pengurugan lahan yang berada di tepi jalur Pantura Kota Brebes dan berbatasan langsung dengan perumahan warga itu sudah berjalan sejak dua minggu lalu. Kemarin siang, puluhan truk material pengangkut tanah urung beraktivitas di lokasi proyek, termasuk sebuah alat berat. Sementara perwakilan warga yang dipimpin Ketua RW 07 Kelurahan Limbangan Wetan mendatangi lokasi proyek dan menemui pelaksana.
“Jadi begini kami datang kesini (lokasi proyek) untuk memprotes proyek ini karena warga khawatir menjadi pemicu banjir di wilayah kami. Kemarin, saat hujan lebat pemukiman di kompleks kami terendam banjir. Padahal sebelum ada pengurugan lahan ini tidak pernah banjir,” ucap Ketua RW 07, Kelurahan Limbangan Wetan, Raharjo, Rabu 24 Januari 2018.
ia menyebut jika lahan yang diurung cukup luas lebih dari satu hektare. Padahal sebelumnya lahan kosong itu berfungsi sebagai serapan air di wilayahnya. Di sisi lain, pelaksanaan proyek pengurugan hingga kini juga tidak pernah ada sosialiasi ke warga sekitar. Justu secara mendadak warga merasakan dampak banjir yang ditimbulkan.
“Nah hal itulah yang membuat warga resah. Jika terus diurung, wilayah kami setiap hujan lembat turun akan kebanjiran karena buangan air tertutup,”kata dia.
Menurut dia, warga meminta agar pelaksana proyek bertanggung jawab, sehingga pengurugan tidak berdampak buruk terhadap warga.
“Pada intinya kami meminta agar pengurugan ini tidak berdampak ke warga, terutama banjir. Sebab, seluruh air nantinya akan masuk ke pemukiman karena lokasi lahan yang diurug menjadi lebih tinggi. Karena kemungkinan jika banjir akan merndam ratusan rumah warga, karena disaini ada sekitar 240 kk,” ungkapnya.
Dampak Proyek Pengurugan
Hal serupa diungkapkan warga kompleks Perumahan Limbangan Indah lainya, Cibandono. Pria yang akrab disapa Bandos ini mengatakan jika warga sudah sangat resah dengan dampak yang ditimbulkan proyek pengurugan tersebut. Sehingga, warga terpaksa datang ke lokasi proyek untuk meminta pertanggung jawaban dan solusi agar warga tidak terkena dampak negatif dari proyek tersebut.
“Kalau langsung main ngurug seperti ini ya jelas banjir lah, ini karena air tidak bisa mengalir karena terhambat. Lahan serapanya yang semula tanah menjadi daratan,” ucap Cibandono.
Sementara Pelaksana Proyek Pengurugan Lahan, Bambang mengutarakan, proyek yang dikerjakaannya itu sebatas pengurugan lahan dan sudah mengantongi izin terkait proses pendaratannya. Pihaknya yakin tidak akan menimbulkan banjir karena tidak semua lahan diurug, tetapi nantinya akan ada batas dua meter untuk saluran air.
Kendati demikian, jika bangunan sudah berdiri di atas lahan tersebut pihaknya tidak bisa menjamin banjir tidak terjadi.
“Kalau hanya sebatas urugan saya yakin tidak banjir. Selain nanti ada saluran, juga ketebalan tanah urugan semakin menipis jika mendekati pemukiman warga,” kata Bambang.
Terkait izin dampak lingkungan, ia menjelaskan, pihaknya hanya baru mengantongi izin pendaratan. Untuk izin dampak dan izin lingkungan belum ada karena masih sebatas pengurugan, bukan pendirian bangunan.
“Jadi kalau izin pendaratan sudah kami kantongi sejak awal Januari lalu,” akunya.
Terpisah, Kepala Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu (PMPTSP) Kabupaten Brebes, Ratim saat dikonfirmasi terkait perizinan proyek tersebut di kantornya, yang bersangkutan tidak ada di kantor.
Sedangkan menurut staf pelayanan, kepala dinas sedang melaksanakan dinas luar. Demikian juga saat dihubungi melalui telepon, telepon genggamnya tidak aktif. (MAQ/NUG)
Discussion about this post