BREBES – Dinas Kesehatan Brebes akan melakukan rapid test kepada 3.019 penderita TBC. Langkah ini dilakukan untuk melindungi orang dengan resiko (ODR) agar tidak mudah terserang virus COVID-19.
“Secara bertahap kita lakukan rapid test kepada 3.019 warga. Mereka ini, memiliki riwayat penyakit TBC dan tergolong rentan atau resiko apabila terkena COVID-19,” kata Kepala Dinkes Brebes, dr Sartono, Kamis, 2 Juli 2020.
Ia menambahkan, apabila penderita TBC terkena COVID-19, maka sangat berisiko fatal pada kondisi kesehatanya. Sehingga upaya melindungi dilakukan pendeteksian sejak dini.
“Tim gabungan akan door to door datang ke penderita TBC. Kita pantau kondisi kesehatanya. Kalau di rapid test reaktif akan langsung diambil swab. Kita berikan edukasi mereka terkait risiko dan pola hidup bersih dan sehat,” jelasnya.
Sartono menjelaskan, penderita TBC di Kabupaten Brebes jumlahnya cukup banyak dan lima besar di Jawa Tengah. Jumlahnya bisa terus bertambah karena data terus berubah atau fluktuatif setiap hari.
“Kedua penyakit ini adalah pandemi pernapasan yang menular melalui droplet (percikan), menyerang rentang usia yang luas. Di antaranya orang lanjut usia dan orang yang memiliki gangguan kronis pada paru. Bahkan pada anak-anak,” jelasnya.
Beberapa gejala TBC seperti batuk, demam, dan merasa lemas juga dialami pasien COVID-19. “COVID-19 menyadarkan kita betapa rentannya jika pasien TBC tidak berobat, karena daya tahan tubuh dan kondisi paru mereka juga lebih rentan terinfeksi,” ungkapnya.
Untuk pasien TBC yang dalam masa pengobatan, Sartono menekankan harus minum obat teratur dan tetap menjaga daya tahan tubuh. Selain itu, menerapkan protokol kesehatan. Seperti, wajib penggunaan masker, cuci tangan pakai sabun, dan konsumsi vitamin atau suplemen pengganti makanan.
“Jadi peran komunitas sangatlah penting dalam skema pengobatan TBC, terutama bagi pasien TBC resistan obat (TBC RO),” pungkasnya. (*)
Editor: Irsyam Faiz
Discussion about this post