BREBES – Investigator Komisi Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT) Ahmad Wildan merekomendasikan beberapa poin pasca kecelakaan maut truk di Jatisawit, Kecamatan Bumiayu, Kabupaten Brebes, Selasa, 11 Desember 2018.
“Kami membuat skema (rekomendasi) untuk jangka pendek, menengah dan jangka panjang,” katanya.
Wildan mengungkapkan untuk skema jangka pendeknya di antaranya mengatur jenis kendaraan yang melintasi Fly Over Kretek.
“Mengalihkan truk dengan Jenis Berat Bruto (JBB) lebih dari 5 ton dialihkan lewat bawah (Fly Over). Maka dari Balai Jalan Bina Marga memperbaiki geometri jalan di bawah, kemudian Dirjen Perhubungan Darat memasang marka, rambu, memasang pintu perlintasan KA,” jelasnya.
Kemudian untuk jangka menengahnya, Wildan menyebut Dirjen Perhubungan Darat merelokasi Jembatan Timbang di Ajibarang, Kabupaten Banyumas.
“Jembatan timbang dipindah ke arah Tegal. Kalau sekarang kan arah Purwokerto. Kemudian kapasitas dibesarkan, sehingga (kalau) ada kelebihan muatan dibongkar agar sirkulasinya lebih mudah,” tuturnya.
Kemudian jangka menengah bagi Kementerian PUPR adalah diminta memperbaiki ruas Fly Over Kretek arah utara. Yakni dengan melebarkan titik bottle neck atau titik persempitan.
“Kalau dari Kemen PUPR sudah ada rencana memperbaiki mulut utara FO. Dengan meluruskan ruas utara yang berbelok,” jelas dia.
Untuk jangka panjangnya adalah dengan menambah jalur penyelamat di sepanjang turunan Pagojengan hingga menuju ke pertigaan depan Terminal Lama Bumiayu.
Khusus di pertigaan Terminal Lama, KNKT menyarankan agar dipasang barrier atau pembatas jalan beton dan beberapa karung pasir.
“Tadinya dari kepolisian dan PU mau memasang MCB saja. Jangan cuma itu, harus ada pilihan lain di pangkalan ojek dipasang sesuatu yang lunak. Bisa seperti ban bekas atau karung pasir,” katanya.
Tujuannya apabila ada truk yang mengalami rem blong bisa memiliki banyak pilihan. Terlebih jalan menuju ke jalur penyelamat di Terminal Lama belum aman. “Kalau truk yang kebablasan, pilihan dia tidak cuma nabrak beton. Kan ban (bisa) dipasang jejeran (dengan beton). Apalagi jalan menuju ke jalur penyelamat kurang smooth. Terlalu susah bagi sopir untuk menikung ke kiri,” tandasnya. (Panturapost.id)
Reporter : Reza Abineri
Editor : Muhammad Abduh
Discussion about this post