Brebes, Panturapost.com – Rektor Ma’had Aly Al Hikam Salafie Babakan Ciwaringin Cirebon Jabar Dr KH Arwani Syaerozi menilai, kaum Wahabi hanya selangkah saja untuk menjadi teroris karena pandangan kaum Wahabi sudah bertekad untuk menguasai segala yang menjadi kehendaknya.
Sedangkan santri-santri NU, untuk menjadi teroris butuh 7 langkah karena banyaknya pertimbangan, penghalang berupa kesadaran dan tekad yang kuat untuk bela Negara.
“Wahabi, sangat gampang untuk menjadi teroris, hanya selangkah saja langsung jadi,” kata Wawan panggilan akrab kiai muda dari Cirebon ini saat mengisi Halaqoh Kebangsaan Hari Santri di Pondok Pesantren Darussalam Jatibarang Brebes belum lama ini.
Kaum Wahabi, sangat berani kepada orang tua apalagi kepada orang orang yang tidak sepandangan sehingga tidak ada rem untuk berbuat terror.
“Berbuat terror, bahkan menjadi jajanan yang setiap saat disantapnya,” terang peraih gelar doctor termuda dari Indonesia ketika menempuh studi di fakultas Adab dan Humaniora Universitas Muhammad V, Rabat, Maroko.
Untuk itu, dia wanti wanti kepada para orang tua dalam memilih pondok pesanteren yang berlatar belakang wahabi. Di Indonesia, sudah tercatat ada 34 pondok pesantren yang didirikan kaum wahabi.
Namun, mereka sengaja mencantumkan nama-nama pesanteren tersebut dengan nama yang biasa digunakan oleh pesantren-pesantren NU.
“Seperti Salafi, Imam Syafii, dan lain-lain untuk mengelabui orang orang NU agar memasukan anaknya ke pondok pesantren tersebut,” ungkapnya.
Di Indonesia, lanjutnya, perkembangan Wahabi awalnya dikembangkan di perguruan tinggi non agama. Para mahasiswa yang mayoritas masih dangkal agamanya, kemudian dengan cepat terpengaruh.
Namun, sekarang Wahabi telah merambah hingga ke desa-desa bahkan kaderisasinya sudah menuju ketingkatan PAUD, TK, SD, SMP, SLTA, mereka menjadi target wahabi yang sangat empuk dengan menanamkan ideologi yang keras.
“Setelah merdeka, apakah kita akan diacak acak oleh mereka, sementara mereka tanpa memberikan kontribusi apapun saat kemerdekaan Indonesia dulu,” ujarnya.
Wahabi, kata Kang Wawan, menjadi virus mengerikan di seantero jagad. Virus Wahabi selalu ngrecoki Indonesia, bahkan ngrecoki Brebes. “Bila mereka merasa kalah dalam gerakan ideologinya, maka tidak segan-segan akan dilanjutkan dengan gerakan fisik,” ungkapnya.
Terbukti, mereka telah memusnahkan peninggalan sejarah dunia, situs situs sejarah islam dihancurkan.
“Termasuk menghancurkan Indonesia dengan bom, meskipun tidak terang-terangan mengatasnamakan wahabi, tetapi tanda-tandanya jelas mereka berada dibalik aksi terror di berbagai belahan Indonesia,” kata master kajian Maqasid Syari’ah di Universitas Ezzitouna Tunisia (2005-2007).
Sementara itu, Ketua PC NU Brebes KH Athoillah Syatori menambahkan, di hari Santri dia mengingatkan kalau dulu musuh Negara hanya penjajah saja, kini musuh Negara makin banyak, yang juga menjadi musuh NU. Musuh tersebut, antara lain kemiskinan dan kebodohan.
Musuh musuh tersebut, bagaimanapun harus dikikis habis. Persoalan kebodohan, di Brebes sendiri rata rata sekolah lama sekolah hanya 5,6 tahun.
“Itu artinya, SD belum lulus, akibat predikat miskin dan banyaknya orang tua yang buta huruf,” ucap dia.
Musuh yang lain, kata Athoillah berupa teroris, narkoba, munculnya aliran aliran keras, juga nabi nabi palsu, munculnya hal hal yang menggelincirkan akidah.
Indonesia telah menyatakan darurat Narkoba. Narkoba tidak hanya Narkotika dan Obat obatan Adiktif berbahaya lainnya. Tetapi juga narkoba yang berakronim ‘Negara Akan Rusak Kalau Orangnya Buta Agama’ (Narkoba).
“Juga yang berakronim Negara Akan Rusak Kalau Orangnya Bejat Akhlaknya,” ujar dia.
Halaqoh Kebangsaan Hari Santri dengan tema Wahabi dan Terorisme diikuti ratusan santri dan pengurus NU. Tampak hadir para pemimpin pondok lumpur Losari, Ketua Baznas Brebes Dr Khusnan Zein, Pengasuh Pondok Darussalam KH Syeh Soleh Basalamah, dan para anggota DPRD Brebes. (MAQ)
Discussion about this post