Revolusi dan Kisah Binadji – Panturapost.com
Sabtu, Juli 2, 2022
Panturapost.com
No Result
View All Result
Panturapost.com
No Result
View All Result
Panturapost.com
No Result
View All Result
Home Sejarah

Revolusi dan Kisah Binadji

Binadji merupakan sosok penting dalam sejarah perjuangan kemerdekaan RI di Brebes.

Wijanarto by Wijanarto
19 Agustus 2021
3 min read
0
Revolusi dan Kisah Binadji
156
VIEWS
Share on FacebookShare on Twitter
ADVERTISEMENT

BINADJI epik revolusi yang tragis. Ia waktu itu berada pada pusat kekuasaan sekaligus pusaran arus revolusi 1945 yang tak menentu. Kita tahu, revolusi 1945 di tingkat daerah menumbuhkan suasana euforia nasionalisme sekaligus stigma pengkhianat bangsa. Binadji berada pada tengah-tengah arus itu. Meski kita ketahui Binadji bukan sosok yang digambarkan Robert van Niel dalam studi klasiknya The Emergence of the Modern Indonesian Elite (1968) sebagai elite tradisional melainkan elite terpelajar.

Binadji Tjokroamidjojo begitu nama lengkapnya mewakili sosok elite nasionalisme lokal yang mengawal transisi politik dari pendudukan Jepang hingga pada garba lahirnya revolusi 1945 di Brebes. Terlahir sebagai anak kuwu  (Kepala Desa) Genting wilayah yang sekarang berada di Kecamatan Jambu  Kabupaten Semarang pada 7 Juni 1907. Jabatannya pada masa pendudukan Jepang  berdasarkan buku Orang-orang Indonesia jang  Terkemoeka di Djawa adalah sebagai Jaksa.

Menelisik riwayatnya, Binadji sosok berbeda dengan priyayi pada umumnya. Riwayat pendidikannya adalah pendidikan Eropa. Tahun 1912, Binadji memulai sekolah setingkat SD di Hollandsche Inlandsche School  (HIS) dan  Middelbare Uitgebreid Lager Onderwijs  (MULO).di Yogyakarta. Jiwa kepangrehprajaan Binadji ditempa melalui Pendidikan yang mencetak pangreh praja pribumi modern, yakni Opleiding School voor Inlandche Ambtenaaren  (OSVIA). Dari riwayat hidupnya Binadji tahun 1922 menjadi anggota pergerakan Jong Java, embrio dari organisasi Tri Koro Darma yang digagas Satiman Wirjosandjojo pada tahun 1915.

ADVERTISEMENT

Revolusi 1945 Binadji bertugas sebagai Jaksa Kabupaten Brebes. Di tengah-tengah kumandang proklamasi kemerdekaan, wilayah Brebes, Tegal, dan Pemalang mengalami arus revolusi Tiga Daerah. Kita tahu sikap pangreh praja masih ragu-ragu soal republiknya Soekarno yang diproklamirkan di Pegangsaan Timur 56. Termasuk Bupati Brebes kala itu, Sarimin Reksodihardjo.

Baca Juga

Mendaki Jalan Revolusioner: Kisah Aktivis Pemuda Rakyat Brebes 1963-1965

Mendaki Jalan Revolusioner: Kisah Aktivis Pemuda Rakyat Brebes 1963-1965

19 April 2022
Sejarah Masuknya Islam di Brebes, Dimulai dari Pesisir…

Sejarah Masuknya Islam di Brebes, Dimulai dari Pesisir…

2 April 2022

Dari buku legendarisnya Anton Lucas, One Soul One Struggle : Region and Revolution in Indonesia, Sarimin menolak pengibaran bendera Merah Putih sebagai dukungan simbolik pada Proklamasi Kemerdekaan. Berbeda dengan atasannya, Binadji lebur dalam arus revolusi 1945. Bahkan pada  27 September 1945, Binadji terpilih sebagai Ketua Komite Nasional Indonesia Daerah (KNID) Brebes bersama dengan Kartohargo, Maksoem Hr, Mohammad Saleh, Imam Sahadat, Kartadi, Soegeng , Soemarno, Ny Mardjono, dr, Mohammad Nazaruddin dan Soenggono.

Ada sejarah yang tak diketahui dan ini membuktikan soal kapasitas Binadji. Hal ini dituturkan dalam tulisan biografi oleh putranya  Bintoro Tjokroamidjojo, Bapak dan Ibu dalam Ingatan Keluarga. Bahwa saat 9 hingga 10 November 1945  diadakan pemilihan Bupati Brebes yang dihadiri utusan Soekarno, Sajuti Melik, Binadji memperoleh suara terbanyak namun dianulir.

Sejarah pun mencatat yang terpilih adalah K.H Syatori dan Soedjak Sastrowijoto sebagai Patih Brebes. Mungkin kita tahu alasan penganuliran Binadji dari sisi latar belakang pangreh praja yang dianggap golongan status quo. Nasibnya lebih mujur ketimbang Bupati Sarimin.

Binadji tepat digambarkan sebagai manusia dalam arus pusaran sejarah yang kompleks. Ia telah mendarmabaktikan sebagai pangreh praja professional sekaligus seorang nasionalis. Ia pernah mengungkapkan adanya kewajiban hidup untuk menolong dan membantu pada diri sendiri, keluarga dan keturunan, sanak saudara, tetangga dan sahabat serta pada tanah air dan bangsa. Termasuk akhir hidupnya ia selesaikan dengan bersahaja, saat tantara pemerintahan  Netherlands Indies Civil Administration (NICA) menjemputnya di tempat persembunyian pengungsian desa Wangandalem saat pendudukan NICA Agresi Militer 1947. Sang putra Bintoro (kelak seorang cendikiawan dan pernah menjadi Duta Besar Indonesia untuk Belanda) mengungkapkan dengan kalimat lirih :

Bapak sempat memeluk anak-anaknya. Ibu menangis.

Revolusi memang tak mesti dengan pekik merdeka, namun juga kebangunan batin yang kadang tak perlu ditorehkan dalam monumen atau prasasati. Contohnya Binadji yang hanya cukup dinggat sebagai jalan kecil (lebih tepatnya gang) di tepi sungai Pemali arah timur, tempat ia dilarungkan oleh NICA tak lama sesudah dijemput tanggal 27 Juli 1947. (*)

ADVERTISEMENT

 

—-

*Wijanarto, Sejarawan

Tags: BinadjiSejarahSejarah Kemerdekaan RI
ShareTweetSendShareShare
ADVERTISEMENT

Related Posts

Kisah Jalur Mudik dari Masa ke Masa
Sejarah

Kisah Jalur Mudik dari Masa ke Masa

9 Mei 2022
Sejarah di Balik Pemberian THR yang Dulu Dikenal dengan Uang Ketupat
Sejarah

Sejarah di Balik Pemberian THR yang Dulu Dikenal dengan Uang Ketupat

26 April 2022
Mendaki Jalan Revolusioner: Kisah Aktivis Pemuda Rakyat Brebes 1963-1965
Sejarah

Mendaki Jalan Revolusioner: Kisah Aktivis Pemuda Rakyat Brebes 1963-1965

19 April 2022
Tradisi Menyambut Puasa di Zaman Kerajaan
Sejarah

Tradisi Menyambut Puasa di Zaman Kerajaan

8 April 2022

Discussion about this post

TERPOPULER

  • Tahlilan di Tegal, Tamu Bawa Pulang Berkat dengan Ember Besar dan Galon Air

  • 6 Rekomendasi Wisata di Brebes yang Cocok untuk Liburan Keluarga

  • Daftar 27 Perguruan Tinggi yang Terakreditasi Unggul, 3 di Antaranya Ada di Jateng

  • Beli BBM Subsidi Pakai Aplikasi MyPertamina, Anggota DPR RI: Bagaimana Pengawasan Digitalisasi 5.500 SPBU?

  • Isi Berkat Tahlilan di Tegal yang Pakai Ember Jumbo dan Galon Air

  • Diminta Mundur Usai Pindah ke PDIP, Wakil Wali Kota Jumadi: Jika Ada Aturannya, Saya Ikuti

  • 11 Daerah yang Wajib Pakai MyPertamina Saat Beli Pertalite dan Solar, Tegal-Brebes Belum Masuk

MEDIA SOSIAL

  • 139.9k Fans
  • 169 Followers
  • 30.1k Followers
  • 53.6k Subscribers
ADVERTISEMENT
PanturaPost.com

2020 © PT Pantura Siber Media

  • Tentang Kami
  • Redaksi
  • Pedoman Media Siber
  • Info Iklan
  • Verifikasi Dewan Pers
  • Karir

No Result
View All Result
  • Beranda
  • Daerah
    • Brebes
    • Kota Tegal
    • Tegal
    • Pemalang
    • Kajen
    • Pekalongan
    • Batang
  • Kolom
    • Catatan Pekan Ini
    • Opini
    • Moci
    • Kolom Kolam
    • Sejarah
  • Jateng
  • Wisata
  • Olahraga
  • Video
  • Warta Ngapak
  • Kuliner
    • Resep
  • Infografik
  • Inspire Slawi
  • Advertorial
  • Kamus

2020 © PT Pantura Siber Media

Login to your account below

Forgotten Password? Sign Up

Fill the forms bellow to register

All fields are required. Log In

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In