BREBES – Ribuan pemudik dari Jakarta dan sekitarnya tiba di Kabupaten Brebes. Rata-rata mereka pulang ke kampung halaman menggunakan sepeda motor, mobil pribadi, angkutan umum seperti bus dan mobil elf.
Kedatangan perantau di Brebes diperkirakan akan terus terjadi hingga beberapa hari ke depan. Sebab, kondisi di Jakarta dan sekitarnya saat ini sedang berjuang menangkal wabah virus covid-19 atau virus corona. Sehingga perantau dari Jakarta memilih pulang kampung halamannya masing-masing.
Ketua Gugus Tugas Kesiapsiagaan Covid-19 Kabupaten Brebes, Djoko Gunawan menyatakan, perantau atau pemudik yang sudah kembali Brebes jumlahnya cukup banyak. Untuk itu, pihaknya sudah berkoordinasi dengan Dinas Perhubungan dan Forkopimda untuk bersama-sama memantau mereka setibanya di kampung halaman masing-masing.
“Banyak yang sudah pulang ke Brebes. Ada yang terpantau ada yang tidak. Karena juga banyak pemudik yang pulang naik sepeda motor dan mobil pribadi. Karena banyaknya pemudik yang datang, maka kerjasama hingga ke tingkat desa kita upayakan,” ucap Djoko Gunawan, Sabtu 28 Maret 2020.
Pria yang juga Sekda Brebes itu pun, meminta kepada seluruh kepala desa agar mengkoordinasi dan mendata warganya yang pulang merantau. “Termasuk memantau kondisi kesehatanya. Kalau ada yang sakit langsung dibawa ke RS. Agar data dari desa selalu dilaporkan melalui camat masing-masing,” tegasnya.
Brebes sendiri merupakan daerah perbatasan Jabar-Jateng dengan jumlah penduduk terbanyak di Jateng. Selain itu, juga diperkirakan jumlah perantau dan TKI terbanyak pula di Jateng. Sehingga segala upaya antisipasi harus dilakukan secara bersama-sama terkait penananganan covid-19.
Informasi yang diterima PanturaPost, dalam kurun waktu tiga hari belakangan hingga Jumat (27/3) jumlah pemudik yang tersebar di wilayah 13 kecamatan di Kabupaten Brebes jumlahnya yang terdata mencapai 7.000 orang.
Sedangkan jumlah pemudik dari Jakarta di lima kecamatan sisanya yang jumlah penduduk terbanyak masih belum diketahui. Di antaranya, Kecamatan Paguyangan, Kecamatan Brebes, Kecamatan Bulakamba, dan Kecamatan Larangan.
“Kecamatan Losari baru saja masuk sekitar 800 pemudik yang pulang kampung. Jadi data sementara sampai saat ini sekitar 7.000 lebih perantau yang saat ini sudah berada di Brebes. Jumlah perantau di empat kecamatan lainya menyusul nanti jika data sudah masuk saya sampaikan,” ungkapnya.
Sebelumnya, Gubernur Jateng Ganjar Pranowo menyatakan, jika pemudik dari Jakarta yang masuk diwilayah Jateng merupakan masuk kategori orang dalam pemantauan (ODP). Ganjar pun memerintahkan Bupati, Wali Kota dan Kepala Desa di Jateng untuk mendata siapa saja pemudik yang datang dari luar Jawa Tengah.
Kemudian, kata Ganjar, para pemudik ini harus mengisolasi diri di rumah selama 14 hari. Segera melapor jika merasakan gejala sakit agar segera diperiksa di RS setempat untuk segera ditangani.
“Sesuai arahan dari Pak Gubernur begitu, semua perantau yang mudik itu statusnya ODP. Mau bagaimana lagi, mencegah mereka pulang juga nggak bisa. Karena disana (Jakarta) nggak ada kerjaan,” beber Djoko.
Kepada pemudik yang sudah kembali ke kampung halaman masing-masing, kata Djoko, agar melakukan isolasi mandiri selama 14 hari. “Isolasi mandiri bagi perantau yang pulang. Dan juga upaya pencegahan lainya dengan melakukan penyemprotan cairan disenfektan di wilayah masing-masing,” beber dia.
Petugas Kewalahan
Di Kecamatan Bantarkawung, jumlah perantau yang pulang kampung pun cukup banyak. Petugas pun kewalahan melakukan screening kepada perantau yang terus berdatangan.
“Di Bantarkawung saja pemudik yang datang mencapai 900 orang lebih yang tersebar di beberapa desa. Saat mereka datang langsung didata oleh petugas gabungan untuk kemudian dicek suhu tubuhnya,” ucap Camat Bantarkawung Eko Supriyanto.
Eko mengaku, karena keterbatasan petugas yang melakukan pemeriksaan kepada perantau dilakukan hanya malam hari hingga subuh.
“Kalau pagi sampai sore tak terpantau kedatangan mereka. Jadi ya tidak diperiksa kondusi suhu tubuh atau keluhan kesehatan lainya,” kata dia.
Ia mengungkapkan, jika jumlah perantau yang akan mudik di Kecamatan Bantarkawung diperkirakan akan terus bertambah. “Samai jumat (27/3) malam, ada 10 pemudik mengalami demam dengan suhu di atas 37 derajat celsius,” katanya.
Apa yang dilakukan petugas gabungan di kecamatan melakukan pemeriksaan mengaku kewalahan dan mereka juga khawatir dengan keadaan kesehatanya. “Nggak cuman saya yang khawatir, tapi petugas screening juga khawatir takut jika perantau ini menularkan virus Corona,” pungkasnya.
Sementara itu, salah satu perantau asal Desa Linggapura, Kecamatan Tonjong, Kabupaten Brebes, Agus Gatot, 30 tahun, berencana pulang ke kamoung halamannya pada Senin (30/3/2020). Dia yang tinggal di Jakarta ini terpaksa terpaksa mudik karena sudah tidak ada yang bisa dilakukan di sana.
“Ini saya dagangan juga mau tutup karena menghindari keramaian. Apalagi saya kan jualan bubur ayam, dimaba yang beli kebanyakan orang sakit. Saya juga khawatir terpapar juga,” kata Agus kepada PanturaPost, Sabtu.
Agus rencananya akan pulang dengan kendaraan pribadi bersama 2 kerabatnya. Dia pun sudah melakukan berbagai persiapan, termasuk jika nanti ketika sampai di kampung halaman, harus periksa kesehatan.
“Saya nanti tidak langsung ke rumah. Pasti saya langsung ke puskesmas untuk periksa kesehatan. Termasuk nanti jika harus menjalani karantina selama 14 hari ke depan,” jelasnya. (*)
Editor: Irsyam Faiz
Discussion about this post