Kata Rocky Gerung: Saya Ini Netral, Tidak Mau Didikte
BREBES – Pengamat politik dan pengkritik pemerintahan, Rocky Gerung diundang oleh mahasiswa dan pemuda di Brebes dalam forum Menebarkan Akal Sehat, Mencerdaskan Bangsa di Grand Dian Hotel Brebes, Selasa 19 Februari 2019. Tokoh filsafat tersebut hadir sebagai pembicara bersama Said Didu dan sebagai moderator, dipilih Wahyudin Noor Aly.
Dalam kesempatan itu, Rocky merespons anggapan orang-orang tentang dirinya. Dia menepis tudingan telah memihak pada salah satu pihak dalam Pilpres 2019.
“Sering saya dituduh ingin menggelar karpet merah buat Prabowo. Padahal saya netral. Saya tidak mau didikte dan tidak mau mendikte,” beber Rocky.
Sebelum itu, Rocky mengibaratkan sebuah karpet merah yang harus digelar untuk mengantarkan seseorang yang nantinya bisa membawa rakyat Indonesia adil dan makmur. “Supaya karpet merah itu bisa digelar, maka harus ada karpet merah lain yang mesti digulung,” katanya.
Kepada para pemuda dan mahasiswa, Rocky berpesan untuk mempersiapkan infrastruktur berfikir. “Kita akan mengalami hal yang sama siapapun presidennya, kalau kita tidak mempersiapkan infrastruktur berfikir,” jelasnya.
Selain mahasiswa dan pemuda, emak-emak juga turut andil dalam forum tersebut. Rocky mengatakan bahwa suara mahasiswa dan emak emak adalah murni datang dari kepentingan bangsa saat ini.
“Mengucapkan keadilan lewat mulut emak-emak, tanpa peduli pangkat dan seragam suaminya. Rahim emak-emak, karena kecemasan, apakah yang akan dilahirkan akan menikmati suasana kemerdekaan berfikir, kecukupan gizi bagi anak anaknya,” kata Rocky.
Menurut Rocky suasana saat ini belum bisa dirumuskan. Dimana perlu ada yang merajut kembali kebersamaan setelah pemilu dan terpilihnya presiden.
“Pertanyaanya siapa yang akan merajut kembali kebersamaan itu. Itu penting harus kita fikirkan. Mulai hari ini kita harus pikirkan itu. Supaya nanti, ketika ada kekosongan berorientasi, ada fikiran yang bermutu dari Tegal dan Brebes,” lanjutnya.
Sehingga nantinya menurut Rocky, akan ada sebuah generasi baru yang menjaga akal sehat dengan merajut ulang generasi, yakni emak-emak. Sementara mahasiswa akan menjadi penengah dari segala kemungkinan ternadinya konflik baru paska pemilu.
“Semua itu perlu dipikirkan mulai dari sekarang. Supaya mahasiswa dan emak emak menghentikan hujat menghujat, paska terpilihnya presiden baru. Saya percaya, dimana kita bertemu dengan akal pikiran, di situ janji dan harapan terhadap indonesia yang bermutu, dijaminkan di dunia dan akhirat. Karena itulah kita dipersatukan,” tutur Rocky.
Rocky juga mengatakan, di dalam status sebagai makhluk Tuhan, kita disatukan oleh akal sehat. Dalam status sebagai warga, kita disatukan oleh harapan dan keadilan. “Jadi kita wajib untuk menjaga akal sehat kita,” kata Rocky.
Dalam kesempatan itu, Rocky menjadikan Brebes dan Tegal adalah sebuah akronim (singkatan). “Brebes itu singkatan dari Berani Bersuara dan Tegal, itu adalah Tegas Berakal, ada kan yang dari Tegal?,” ungkap Rocky.
Sontak seluruh hadirin tertawa renyah dibarengi dengan tepuk tangan yang riuh ramai.
Menurut Rocky, dengan singkatan yang dia buat tersebut maka Brebes dan Tegal tidak bisa dipisahkan. “Yang Brebes, berani bersuara dan Tegal Tegas Berakal, jadi gak mungkin dipisahkan,” jelasnya.
Reporter: Yunar Rahmawan
Editor: Irsyam Faiz
Discussion about this post