BREBES – Sebuah bangunan yang berada di Sekolah Dasar Luar Biasa (SDLB) di Kabupaten Brebes, yang berada di Jalan Yos Sudarso Brebes, yang masih dalam proses pengerjaan rehab mendadak ambruk, Rabu (9/9/2020) pagi tadi.
Bangunan yang sedang direhab dan ambruk itu merupakan ruang guru dan ruang kepala sekolah. Ambruk di bagian kerangka sekaligus atapnya.
Beruntung tidak ada korban jiwa dalam musibah tersebut. Padahal saat kejadian beberapa pekerja masih beraktifitas di lokasi bangunan tersebut.
Informasi yang berhasil dihimpun, bagian atap bangunan kerangka bajaringan dan atap ambruk sekitar pukul 08.00 WIB. Diduga karena konstruksi bangunan lama tidak kuat menahan beban atap. Sehingga bagian kuda-kuda penyangga ambruk disusul bagian atapnya.
Bangunan yang ambruk itu sedang dalam proses rehab senilai Rp 148 juta dengan sumber anggaran dari Dana Alokasi Khusus (DAK) APBN tahun 2020, melalui Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Tengah.
“Atap bangunan ini ambruk tadi pagi, sekitar pukul 08.00 WIB. Saat itu, saya dan para guru sudah berada di sekolah dan tiba-tiba terdengar suara keras bruk. Waktu itu memang ada tukang yang bekerja, tetapi syukur mereka bisa menyelamatkan diri. Jadi tidak ada korban jiwa dan semua aman,” kata Kepala Sekolah SDLB Brebes Stephanus Widyatmoko di lokasi kejadian.
Ia menambahkan, bangunan yang ambruk itu dalam proses rehab dan kondisinya sudah 70 persen pengerjaan. Dalam pengerjaan itu, sekolahnya mendapat bantuan rehab ringan. Yakni, berupa perbaikan atap satu ruang lokal yang difungsikan untuk ruang guru dan kepala sekolah.
“Memang pekerjaan rehab ini sudah dilakukan sekitar dua minggu lalu. Bangunan ini sejak berdiri memang belum pernah dilakukan perbaikan. Kemungkinan karena bangunan lama tidak kuat menahan beban atap yang baru sehingga ambruk. Lihat saja dinagiam kuda-kuda atap juga ambruk semua,” jelasnya.
Ia menyebut, bangunan yang ambruk tersebut masih menjadi tanggung jawab rekanan pelaksana. Itu karena masih dalam proses pengerjaan. “Yang jelas belum ada serah terima, kalau secara teknis kami tidak tahu persis. Tapi, yang jelas kami menerima bantuan rehab dari DAK senilai Rp 148 juta dan pelaksanannya dari Semarang,” ungkapnya.
Sementara itu, Kristanto, sebagai rekanan pelaksana proyek ipembangunan itu mengatakan, berdasarkan cek lokasi, atap bangunan itu ambruk karena bagian ring slup atap dari bangunan lama tidak kuat. Apalagi, saat dicek ternyata besi cor beton yang dipakai kecil-kecil dan kemumgkinan bangunan lama.
“Silahkan dilihat di lokasi, kalau menurut pemeriksaan awal saya tadi di lapangan, ini diduga karena bagian ring dari bangunan lama untuk mengikat atap tidak kuat menahan kerangka baja ringan dan atap,” pungkasnya. (*)
editor: muhammad abduh
Discussion about this post