Sejarah Alun-alun Brebes, Ruang Publik Tempat Bertemunya Pemimpin dan Rakyatnya – Panturapost.com
Selasa, Januari 31, 2023
Panturapost.com
No Result
View All Result
Panturapost.com
No Result
View All Result
Panturapost.com
No Result
View All Result
Home Sejarah

Sejarah Alun-alun Brebes, Ruang Publik Tempat Bertemunya Pemimpin dan Rakyatnya

Tata ruang alun-alun biasanya berdekatan dengan Pendopo, Masjid dan Penjara.

Yunar Rahmawan by Yunar Rahmawan
27 Agustus 2020
3 min read
0
Sejarah Alun-alun Brebes, Ruang Publik Tempat Bertemunya Pemimpin dan Rakyatnya
Share on FacebookShare on Twitter

SETIAP daerah biasanya memiliki alun-alun sebagai ruang publik. Ruang terbuka ini menjadi sarana bagi warga suatu daerah untuk sekedar bertemu atau pun menikmati sore.

Di Kabupaten Brebes, terdapat Alun-alun yang berada di pusat kotanya. Berada di pinggir pantura, ruang publik terbesar di Brebes ini kerap menjadi persinggahan bagi pengendara dari jalur pantura untuk sekedar beristirahat.

Dalam perkembangannya, banyak dari khalayak yang mampir untuk menikmati kuliner yang saat ini banyak terhidang di seputaran Alun-alun Brebes.

ADVERTISEMENT

Ketika kita lihat sejarah terbentuknya Alun-alun Brebes, kita akan dibawa pada masa kerajaan pada zaman dulu kala. Di mana, pembentukan alun-alun ini merupakan sebuah tempat pertemuan antara rakyat dengan rajanya maupun pejabat.

Baca Juga

Wong Siji Arané Dobel-dobel, Ngablu!

Sejarah Tegal: Saat Martoloyo Tanding Melawan Martopuro

9 Januari 2023
Tak Sampai 2 Jam, 500 Paket Sembako Murah Ludes Diserbu Warga Brebes 

Tak Sampai 2 Jam, 500 Paket Sembako Murah Ludes Diserbu Warga Brebes 

17 Oktober 2022

Sejarawan Brebes Wijanarto menerangkan, di masa kerajaan, ada tradisi pepe (berjemur) yang dilakukan oleh rakyat pada masa itu, untuk sekadar bertemu dengan rajanya.

“Begitu pula dengan sang Raja, ketika ingin bertemu dengan rakyatnya, digunakanlah Alun-alun sebagai ruang publik,” terang Wijan.

Dalam tradisi tersebut, rakyat bisa menyampaikan kritik dan sarannya kepada pemerintahan dan Rajanya. Pun demikian dengan sang Raja yang juga bisa menyampaikan kebijakan kepada rakyatnya.

“Nah, alun-alun berasal dari kata alon-alon. Ini perwujudan dari tradisi pepe itu tadi, bahwa rakyat harus alon-alon ketika bertemu dengan rajanya,” terang Wijan.

Alun-alun Brebes zaman dulu. (Foto: Facebook Alun-alun Brebes)

Tata ruang alun-alun biasanya berdekatan dengan Pendopo, Masjid dan Penjara. Wijan menuturkan, di Kabupaten Berebes sendiri tidak asal-asalan dalam mendirikan ruang publik ini. Namun berpegang pada kosmologi tradisional yang berpadu dengan Islam.

“Konsep Masjid Agung diletakkan di sebelah barat alun-alun. Sementara Pendapa menghadap ke utara (laut Jawa) membelakangi gunung slamet di selatannya. Alun alun adalah ruang kosong yang menjaga keseimbangan ruang lainnya,” jelas Wijan.

Alun-alun Brebes dibangun pada masa pemerintahan Bupati Aria Singasari Panatayuda I. Ruang publik ini dibangun bebarengan dengan didirikannya Pendopo Brebes.

“Kalau masjid agungnya, dibangun pada masa Bupati Aria Singasari Panatayuda II. Diperkirakan selesai setelah pembangunan Pendopo permanen,” jelas Wijan.

Dalam perkembangan sejarahnya, alun-alun berfungsi sebagai ruang publik, menunjukkan power dari pemerintah dan sebuah landmark.

Hingga kini, Alun-alun Brebes mengalami beberapa perubahan dan pemugaran. Dulunya, Alun-alun terbagi menjadi dua lapangan, yakni bagian barat dan timur. Di tengahnya terdapat akses jalan dari pantura yang bisa langsung masuk ke Pendopo. Terdapat juga patung sebagai monumen perjuangan yang dibangun pada tahun 80an.

ADVERTISEMENT
Patung di Alun-alun Brebes. (Foto: Istimewa)

“Pada masa pemerintahan Bupati Indra Kusuma, alun-alun ini digabungkan dan patung monumen itu ditiadakan,” jelas Wijan.

Karena fungsinya sebagai ruang publik, Wijan berharap dalam pembangunan alun-alun tidak boleh asal-asalan. Melainkan harus melihat sisi sejarah dan kosmologinya.

“Pada masa Bupati Idza Priyanti, dibuatlah WC dan bangunan serupa benteng. Itu menurut hemat saya tidak usah terlalu tinggi. Karena akan menutupi alun-alun. Padahal fitrahnya, alun-alun harus terbuka,” ungkap Wijan.

Adanya penutupan akses jalan di depan Alun-alun menurut Wijan sah sah saja kalau untuk mengatur arus lalulintas agar tidak semrawut. Namun demikian harus melihat kepentingan publik juga.

“Kalau untuk menghalau kendaraan besar yang mau masuk alun-alun itu bagus, jadi pengunjung bisa nyaman. Akan tetapi, harus disediakan area parkir di luar alun-alun untuk kendaraan besar. Contohnya bus yang membawa jamaah ziarah yang akan ibadah di Masjid Agung,” beber Wijan.

Padahal, dengan adanya pengunjung luar kota itu bisa menambah pemasukan para pedagang. Sebab, pengunjung ini pasti akan mencicipi kuliner khas Brebes seperti kupat dan sate blengong.

“Pemangku kebijakan harus memikirkan konsep alun-alun ini. Bikin ruang semenarik mungkin. Dulu pernah ditata pedagang di trotoar. Kalau sekarang semakin banyak pedagang jadi tidak tertampung,” kata Wijan.

Seiring perkembangan zaman, ruang publik ini masih tetap digunakan oleh rakyat. Namun fungsinya sudah berbeda. Seperti yang kita lihat selama ini, alun-alun digunakan untuk sekedar rekreasi kecil, berkuliner khas Brebes dan permainan anak.

Pengaturan arus lalu lintas di seputaran Alun-alun Brebes pun sudah dilakukan. Mulai dari rekayasa satu arah hingga saat ini yang tengah disimulasikan yakni penutupan salah satu akses masuk dari pantura untuk menghindari kendaraan besar masuk ke lokal alun-alun. (*)

Editor: Irsyam Faiz

Tags: Alun-alun BrebesnewsSejarahsejarawan brebes wijanartowijanarto
ShareTweetSendShareShare
ADVERTISEMENT

Related Posts

Tidak Dapat Kerja Usai Lulus Kuliah, Sarjana DKV ini Sukses Geluti Usaha Dekorasi Seserahan di Brebes
Brebes

Tidak Dapat Kerja Usai Lulus Kuliah, Sarjana DKV ini Sukses Geluti Usaha Dekorasi Seserahan di Brebes

30 Januari 2023
Dari Persab Brebes hingga Dewa United, Ini Statistik Egy Selama Bermain di Eropa
Olahraga

Dari Persab Brebes hingga Dewa United, Ini Statistik Egy Selama Bermain di Eropa

30 Januari 2023
Fatayat NU Brebes Luncurkan Gerakan Sadar Gizi untuk Turunkan Angka Stunting
Brebes

Fatayat NU Brebes Luncurkan Gerakan Sadar Gizi untuk Turunkan Angka Stunting

30 Januari 2023
HUT ke-42 Satpam, Kapolres Brebes: Dukung Terus Tugas Polri
Polres Brebes

HUT ke-42 Satpam, Kapolres Brebes: Dukung Terus Tugas Polri

30 Januari 2023

Discussion about this post

TERPOPULER

  • Putri Mantan Bupati Brebes Menikah: Mas Kawin Tanah 3,2 Hektare dan 100 Gram Logam Mulia

  • Tilang Elektronik Pakai Drone Mulai Diuji Coba di Brebes, Ini Sasaranya…

  • Miris, Suami di Brebes Cekik Istri Sampai Meninggal, Lalu Lapor ke Kakak Ipar

  • Bejat! Ayah di Brebes Tega Cabuli Anak Tirinya Selama 7 Tahun

  • Sempat Buron, Oknum Wartawan Brebes Tersangka Kasus Pemerasan Terkait Perkosaan Ditangkap di Jakarta

  • Suami yang Bunuh Istri di Brebes Mengaku Dapat Bisikan Gaib

  • Suami Bunuh Istri di Brebes, Jenazah Korban Akan Diautopsi Hari Ini 

MEDIA SOSIAL

  • 139.9k Fans
  • 169 Followers
  • 30.1k Followers
  • 54.6k Subscribers
ADVERTISEMENT
PanturaPost.com

2020 © PT Pantura Siber Media

  • Tentang Kami
  • Redaksi
  • Pedoman Media Siber
  • Info Iklan
  • Verifikasi Dewan Pers
  • Karir

No Result
View All Result
  • Beranda
  • Daerah
    • Brebes
    • Kota Tegal
    • Tegal
    • Pemalang
    • Kajen
    • Pekalongan
    • Batang
  • Kolom
    • Catatan Pekan Ini
    • Opini
    • Moci
    • Kolom Kolam
    • Sejarah
  • Jateng
  • Wisata
  • Olahraga
  • Video
  • Warta Ngapak
  • Kuliner
    • Resep
  • Infografik
  • Inspire Slawi
  • Advertorial
  • Kamus

2020 © PT Pantura Siber Media

Login to your account below

Forgotten Password? Sign Up

Fill the forms bellow to register

All fields are required. Log In

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In