TEGAL – Satu lagi objek wisata unggulan di Kabupaten Tegal. Namanya Sindang Kemadu. Terletak di Desa Muncanglarang, Kecamatan Bumijawa, objek wisata ini menawarkan berbagai wahana yang menarik hingga menantang.
Objek wisata ini terbilang baru. Kendati sudah dirintis sejak 2013 lalu, Sindang Kemadu baru diresmikan oleh Pemkab Tegal pada akhir 2016. Objek wisata ini bisa dibilang ‘surga’ tersembunyi di daerah pegunungan Kabupaten Tegal. Karena, lokasinya berada di tengah hutan yang dekat permukiman warga.
Untuk sampai ke lokasi wisata ini memang gampang-gampang susah. Meski dekat dengan jalan raya Linggapura-Bumijawa, kita mungkin butuh bertanya kepada warga sekitar, karena tidak ada papan petunjung arah atau gerbang masuk di pinggir jalan.
Saat panturapost.com berkunjung, Minggu, 7 Oktober 2018, objek wisata ini ramai didatangi warga. “Kalau hari biasa paling 500 pengunjung. Tapi akhir pekan bisa sampai 1.000 pengunjung,” ujar Miftahudin, salah satu pengelola Sindang Kemadu.
Dia menuturkan, awalnya, wisata ini hanya berbentuk mata air yang di tengah hutan pinus yang tak terawat. Saat itu, banyak warga yang memanfaatkan sindang kemadu untuk mencuci dan mandi. “Tapi sejak 2013, warga dan kepala desa di sini memperbaiki agar jadi objek wisata,” jelas dia.
Untuk masuk ke objek wisata ini, pengunjung dikenai retribusi Rp 4.000 per orang. Selain menawarkan pemandangan alam dan udara yang sejuk, objek wisata ini juga terdapat berbagai fasilitas dan wahana. Salah satunya sepeda bebek air. Dengan merogoh kocek Rp 15 ribu, kita bisa menikmati wahana ini sepuasnya bersama keluarga di kolam seluas 200×50 meter itu.
Ada juga wahana sepeda gantung. Ongkosnya sama yakni Rp 15 ribu. Kita bisa menguji adrenalin dengan naik sepeda di udara. Tentu dengan pengamanan yang memenuhi standar. Selain itu ada juga fasilitas gedung pertemuan hingga kolam renang. Jika pengunjung lapar dan haus, ada warung-warung yang menjajakan makanan dan minuman.
Menurut Miftahudin, saat ini objek wisata Sindang Kemadu dikelola oleh warga sekitar dan difasilitasi oleh kepala desa. Sebagian hasil retribusi digunakan untuk kemakmuran warga desa. (Panturapost.id)
Muhammad Irsyam Faiz
Discussion about this post