TEGAL – Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) masih menjadi penyumbang terbesar tingkat pengangguran terbuka (TPT) dalam beberapa tahun terakhir. Karena itu, sekolah diminta merumuskan langkah konkret untuk mengatasi masalah itu.
Kepala Dinas Tenaga Kerja dan Perindustrian (Disnakerin) Kota Tegal Heru Setyawan mengatakan, sekolah vokasi semestinya bisa menjamin lulusannya bekerja di sektor formal maupun informal.
“Tingginya angka pengangguran dari lulusan SMK cukup memprihatinkan,” kata Heru saat Sosialisasi Penempatan Tenaga Kerja Dalam Negeri (TKDN) maupun Tenaga Kerja Luar Negeri (TKLN) di Aula SMKN 1 Kota Tegal, Selasa (2/11/2021).
Heru mengemukakan, TPT lulusan SMK, terbilang terbesar dibanding lulusan sekolah lain. Di tahun 2018, TPT lulusan SMK mencapai 11,18 persen. Tahun 2019 sebanyak 10,36 persen, tahun 2020 sebanyak 13,55 persen, dan tahun 2021 sejak Januari-Februari 11,45 persen.
Untuk itu, Heru meminta Kepala SMK dan pihak terkait untuk bersinergi. Seperti Cabang Disdikbud Jateng Wilayah XI, Asosiasi Bursa Kerja Indonesia (ABKI) Cabang Tegal, Lembaga Pelatihan Ketrampilan (LPK), maupun Dunia Usaha Dunia Industri dan Dunia Kerja (DUDIKA).
“Mari duduk bersama, membahas secara sungguh-sungguh untuk mengatasi tingginya pengangguran dari lulusan SMK, merumuskan langkah konkret terkait sinkronisasi kurikulum. Pelaksanaan magang yang tepat sasaran, pembuatan kerjasama formal dengan DUDIKA, maupun bagaimana mengoptimalkan peran Bursa Kerja Khusus,” kata Heru.
Disampaikan Heru, setidaknya ada 5 komponen yang dapat membangun sinergi pentahelix di Kota Tegal untuk menurunkan tingkat pengangguran terbuka dari lulusan SMK.
Yakni Cabang Dinas sebagai konseptor, Disnakerin sebagai regulator, SMK sebagai implementor, DUDIKA sebagai inkubator, serta ABKI/LPK dan lembaga lain yang ada di masyarakat sebagai akselerator.
Heru juga berharap sinergi yang terbangun dengan kuat ini dapat menjadi percontohan di tingkat Jawa Tengah.
Kepala Cabang Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Jateng Wilayah XI, Samsudin menyampaikan salah satu masalah yang dihadapi Jawa Tengah menyangkut SDM. Baik dari aspek integritas, kompetensi, dan budaya kerja. Untuk itu, kedisiplinan, tanggung jawab dan kejujuran perlu ditingkatkan.
“Ada tenaga pendidik yang sudah puluhan tahun bekerja, tetapi tidak bisa mengoperasikan komputer,” katanya. Ditambahkan juga, output lulusan SMK masih belum optimal tingkat relevansi dan daya saingnya.
Ketua ABKI Cabang Kota Tegal, Solehin mengaku mengapresiasi ajakan Disnakerin untuk ke depan lebih meningkatkan sinergi agar persoalan pengangguran. Khususnya lulusan SMK, dapat dicari solusi yang tepat.
“Saya mengusulkan Disnakerin tahun depan menyelenggarakan Bimbingan Teknis bagi para Pengurus Bursa Kerja Khusus (BKK) SMK se – Kota Tegal, agar kinerja BKK lebih optimal,” kata Solehin.
Editor: Irsyam Faiz
Discussion about this post