BREBES, Panturapost.com – Bergulirnya peraturan menteri pendidikan terkait Full Day School menuai berbagai macam pendapat dari masyarakat Indonesia. Tak terkecuali di Brebes.
Full Day School (FDS) merupakan suatu sistem pembelajaran yang menganut 5 hari berangkat sekolah. Hal tersebut banyak dikecam karena dianggap akan mematikan sekolah Diniyah.
Wakil Rois Amm PBNU Kabupaten Brebes KH. Subkhan Ma’mun mengatakan, FDS bisa menjadi pengikis nilai dasar agama Islam. “Kalau FDS diterapkan, otomatis seharian penuh di sekolah, terus Diniyah nya tidak bisa” kata Kiai Subkhan seusai ditemui usai mengisi pengajian peringatan HUT RI di Kelurahan Pasarbatang Minggu malam 20 Agustus 2017
Pengasuh Ponpes Assalafiyah Brebes itu menjelaskan, ketika Madrasah Diniyah sepi, maka dikhawatirkan akan mengikis dasar agama. “Di pedesaan, Diniyah masih menjadi tempat menimba ilmu agama dasar jadi sangat berpengaruh,” jelasnya.
Peserta didik dalam menerima pelajaran juga terbatas, hal tersebut juga menjadi pertimbangan dalam penerapan FDS. “Harus salah satu, karena anak tidak mampu menampung semua,” ujar kyai Subekhan.
Peraturan tentang FDS lanjutnya juga sangat membingungkan, untuk itu beliau kecewa terhadap sikap kurang tegasnya Pemerintah pusat terkait sistem baru ini. “Tidak tegas karena Presiden bilangnya tidak wajib lima hari tetapi yang sudah berjalan yaa silahkan, itu kan namanya tidak tegas,” jelasnya. (Fst)
Discussion about this post