BREBES – Terkait Jembatan Sungai Glagah, di Dukuh Wadasgumantung, Kutamendala Kecamatan Tonjong, Brebes yang putus sejak tahun 2017 lalu, dan belum diperbaiki, Bina Marga Dinas Pekerjaan Umum Brebes menyatakan masih melakukan survei lokasi untuk relokasi jembatan tersebut. Sebab, tanah di sekitar jembatan sangat labil. Pembangunan jembatan tersebut juga belum masuk usulan pembangunan APBD 2019.
“Di lokasi jembatan yang putus itu, memang kondisinya tidak aman atau tidak representatif untuk dibangun kembali. Usaha kita saat ini sedang survei mencari lokasi lain yang lebih aman secara teknis,” ucap Kepala Bidang Bina Marga Dinas Pekerjaan Umum Brebes Dani Asmoro, Selasa 4 Desember 2018.
Adanya galian C yang digarap oleh warga sekitar, menurut dia, menyebabkan pondasi jembatan terkikis dan akhirnya roboh. “Memang tahun 2019 ini belum dianggarkan untuk pembangunan jembatan di sana. Karena kita masih melakukan survei dan belum menemukan titik yang ideal,” katanya.
Terkait pembangunan jembatan di titik lain, rencananya jembatan akan digeser ke arah utara menjauhi lokasi galian C. Kalau memang ada penertiban galian C, masyarakat sadar fungsi bangunan itu,. Ada penanganan komperehensif dari pihak terkait misal dengan Balai Besar Wilayah Sungai (BBWS).
“Memang dulu pernah berbicara dengan pihak BBWS, saat itu katanya mau buat konsil, tapi ternyata tidak pernah terealisir sampai sekarang. Ya mugkin ada penanganan yang sudah dilakukan dengan pemasangan bronjong di tanggul. Tapi karena itu tidak menyelesaikan masalah,” ungkapnya.
Di sisi lain, pembangunan direncanakan pada tahun 2020. Pasalnya, jembatan itu tidak masuk usulan pembangunan pada anggaran APBD 2019. “Sepertinya 2020. Kami akan usulkan pada 2019,” pungksanya.
Sudah sejak 2017 silam, Jembatan Sungai Glagah, Kecamatan Tonjong, Kabupaten Brebes kondisinya terputus dan belum diperbaiki. Akibatnya ada 870 jiwa dari 184 keluarga di Dukuh Wadasgumantung, Desa Kutamendala terisolir. Jembatan yang memiliki bentangan sekitar 70 meter dan lebar 2,5 meter tersebut putus lantaran dua tiang penyangga di tengah runtuh usai diterjang banjir besar pada Februari 2017 silam. Kini, sudah hampir 2 tahun, ratusan warga di sana tidak memiliki akses yang layak ke desa lain. (*)
Reporter : Fajar Eko Nugroho
Editor : Muhammad Abduh
Discussion about this post