BOJONG – Kelompok tani bawang putih di Desa Tuwel Kecamatan Bojong Kabupaten Tegal dilibatkan dalam pengembangan budidaya bawang merah dengan menggunakan benih sejati bawang merah (True Shallot Seed – TSS). Kemarin para petani binaan Kantor Perwakilan Bank Indonesia (KPBI) Tegal itu kali pertama memanen biji bawang merah pada demplot TSS di lahan sawah seluas 0.2 hektar. Selanjutnya biji bawang merah tersebut akan dipergunakan sebagai bibit.
“Pengembangan dan pengelolaan ini untuk menciptakan generasi pertama biji bawang merah dari umbi tanaman bawang merah varietas Bima Brebes. Jadi dari hasil pertama panenan ini untuk bibit,” ungkap Ketua Kelompok Tani Mekar Jaya Brebes Hadi Sutomo di sela memetik bunga bawang merah di lahan sawah Desa Tuwel.
Kelompok Tani asal Wanasari, Brebes itu ikut andil dalam uji coba penanaman model TSS bawang merah di lahan sawah desa Tuwel Kecamatan Bojong Kabupaten Tegal.
Hadi Sutomo mengatakan, TSS (true shallot seed) ini adalah model budidaya baru untuk budidaya bawang merah. Jadi tidak memakai umbi-umbian lagi. Setelah panen, biji dikeringkan dengan suhu sedang selama 3 hari. Tujuannya agar nanti hasil tanamnya bisa bagus.
Menurut dia, biji-biji bawang merah itu mencapai harga Rp2,5 juta per 1 kg jika dijual ke pasaran. Pihaknya menargetkan hasil panen uji coba pertama sebesar 80 Kg. Berarti total keuntungan yang akan diperoleh mencapai sekitar Rp 200 juta.
“Kalau umbi hanya Rp25 ribu per kilo,” kata dia.
Terkait keunggulan dan kelebihan dari bawang merah ini, Kepala KPBI Tegal Joni Marsius mengatakan bahwa model TSS ini bertujuan untuk memurnikan bibit bawang merah yang hendak ditanam. Sehingga melalui model TSS ini, dapat meningkatkan produktivitas hasil panen bawang merah.
“Kami pilih lahan di Kabupaten Tegal untuk dijadikan uji coba tanam biji bawang merah. Sejauh ini, kami bersyukur bisa berhasil. Semoga biji-biji hasil panen ini dapat menjadi bibit di daerah-daerah lainnya, termasuk Brebes,” ucap Joni marsius.
Menurut dia, keuntungan lainnya lewat model TSS ini adalah dapat memangkas biaya transportasi pengiriman. Sehingga, ongkos pengiriman akan lebih murah dan hemat karena biji bawang merah mudah dikemas.
Sementara itu, Kasi Perbenihan Perlindungan Bidang Holtikultura dan Perkebunanan Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Kabupaten Brebes, Joko Triyatno, mengucapkan terimakasih kepada BI dan Pemerintah Kabupaten Tegal karena petani bawang merah Brebes dibantu menanam dan mengembangkan biji TSS.
“Jadi kita bisa kembangkan dan saya terapkan metodenya. Harapan ke depan bisa dikembangkan di wilayah Brebes juga. Ini merupakan terobosan. Mengingat potensi bawang merah dari umbi produksinya cenderung menurun. Makanya kita perlu varietas baru.” (*)
Reporter : Bentar
Editor : Muhammad Abduh
Discussion about this post