BREBES, Panturapost.com – Banjir yang melanda sejulmah Desa di tiga Kecamatan di Brebes tak pernah diperkirakan sebelumnya. Dari catatan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Brebes, tanggul Sungai Pemali di Desa Terlangu, tidak termasuk sebagai tanggul yang rawan jebol.
Lalu dimana tanggul yang rawan jebol? Simak uraian berikut ini:
- Tanggul di Desa Tengki

Tanggul Sungai Pemali di Desa Tengki, Kecamatan Brebes, longsor pada Senin malam, 16 Januari 2017. Ambrolnya tanggul di sungai terbesar dan terpanjang di Kabupaten Brebes tersebut mengancam sembilan desa dan kelurahan di sekitarnya.
Adapun desa yang terancam banjir jika tanggul itu jebol, antara lain: Desa Tengki, Randusanga Wetan, Randusanga Kulon, Pagejugan, Kedunguter, dan Sigambir. Sedangkan dua kelurahan lainnya yaitu Pasarbatang, Limbangan Wetan dan Limbangan Kulon. Berdasarkan pantauan di lokasi, lebar tanggulyang semula lima meter, ambrol tiga meter karena terkikis aliran sungai.
Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Brebes, Eko Andalas, mengakui tanggul tersebut memang sudah kritis. Jika dibiarkan, saat debit air Sungai Pemali meningkat, dikhawatirkan akan merembes ke permukiman penduduk.
Ambrolnya tanggul tersebut langsung diperbaiki dengan membuat tanggul darurat. Namun, pantauan Panturapost.com pada Ahad pagi, 19 Februari 2017, tanggul darurat tersebut kini ambrol.
2. Tanggul Desa Sidamulya, Wanasari

Tanggul yang sudah berusia 35 tahun itu sebenarnya sudah lama kritis. Sejak dibangun 1983 silam, beberapa tahun terakhir semakin terkikis. Bantaran sungai yang sebelumnya lebarnya sekitar 20-30 meter, kini sudah habis dan menyentuh tanggul. “Bangunan penahan air juga sudah banyak yang menggantung dan patah,” ujar Camat Wanasari, Nuridin.
Dia berharap, penanganan tanggul tidak hanya untuk jangka pendek, seperti pembangunan tanggul darurat dengan tumpukan karung berisi pasir. Tetapi harus ada peremajaan tanggul, yakni peningkatan tinggi tanggul secara permanen. “Tiga titik yang ambrol itu kan berada di kelokan sungai. Dari waktu ke waktu terus diterjang air,” kata dia.
Sementara itu, Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD), Eko Andalas, mengatakan peremajaan tanggul di Sungai Pemali belum terlalu mendesak. Sebab, ambrolan di sana belum terlalu parah. Saat ini, yang paling memungkinkan yaitu dengan membangun tangguldarurat. “Kalau peremajaan itu kan juga wewenang pusat,” kata dia.
(Rhn)
Discussion about this post