Dari empat korban selamat itu, dua di antaranya yakni Kadirman dan Anggi Panji Pangestu mengalami luka yang cukup serius hingga 80 persen. Mereka kini dirawat di RSIA Bun Kosambi, RS Polri Kramatjati, dan RSUD. Sementara tiga korban lainnya belum ditemukan yakni Khalimi, Yusli, dan Muhammad Taenari.
Salah seorang keluarga korban, Rojianto, bersedih karena ketiga anaknya menjadi korban ledakan maut itu. Salah seorang anaknya, Muhammad Taenari hingga kini tidak diketahui keberadaanya. “Tiga anak saya kerja di sana semua. Yang dua (Anggi Panji Pangestu dan Deni Purwanto) kena luka bakar, tapi Taenari belum ketemu,” kata Rojianto saat ditemui di rumahnya, Sabtu.
Dia mengaku bingung dan mencemaskan nasib anaknya. Dia berharap korban yang hilang bisa ditemukan dalam kondisi selamat. “Saya tahu kabar ada ledakan itu dari teman kerja anaknya. Harapannya sih bisa selamat semua,” katanya.
Dia pun meminta perusahaan bertanggungjawab atas peristiwa itu. Paling tidak, untuk korban selamat bisa mengganti biaya berobat sampai sembuh. “Yang namanya kerja di perusahaan, ya harus ada tanggung jawab,” harapnya.
Keluarga korban lainnya, Muannah, juga merasakan hal yang sama. Adiknya bernama Khalimi saat ini masih hilang. Dia mengaku sejak awal adiknya bekerja, tidak pernah memberi kabar. “Dari awal firasatnya enggak enak. Sudah dibilangin jangan kerja di sana,” katanya. (Irsyam Faiz)
Discussion about this post