BREBES – Tim Disaster Victim Identification (DVI) Forensik Polda Jateng melakukan proses autopsi kepada mayat bayi perempuan yang ditemukan di aliran sungai irigasi Desa Tunjungsari Kecamatan Wanasari, Brebes, Kamis (25) sore.
Rombongan tim DVI tiba di ruang jenazah RSUD Brebes sekitar pukul 21.00 WIB. Dipimpin oleh AKBP Dr Ratna Relawati bersama tim dari Inafis dan Urkes Polres Brebes. Hasil autopsi menunjukkan jika pada tubuh korban ditemukan tanda-tanda kekerasan akibat benda tumpul.
“Berdasarkan hasil pemeriksaan autopsi tim DVI ditemukan tanda kekerasan pada bagian kepala. Dan juga ditemukan adanya kekerasan akibat benda tajam di bagian punggung dan leher bagian belakang. Untuk usia korban bayi yang baru dilahirkan tiga hari lalu,” ucap Kapolres Brebes AKBP Aris Supriyono.
Proses autopsi sendiri berjalan sekitar dua jam setengah. Tim DVI juga melakukan tes DNA kepada korban. “Sementara waktu usai autopsi, jenasah korban dititipkan di ruang jenasah RSUD Brebes,” jelasnya.
Untuk mengungkap kasus itu, kata dia, Tim Resmob Polres Brebes langsung diturunkan untuk melakukan penyelidikan lebih lanjut. “Tim Resmob sekarang sudah di lapangan,” katanya.
Sebelumnya, warga Desa Tanjungsari, Kecamatan Wanasari, Kabupaten Brebes digemparkan dengan penemuan sesosok mayat bayi perempuan di irigasi areal persawahan, Kamis (25/4) sore. Saat ditemukan, bayi yang masih lengkap dengan ari-arinya mengapung di aliran irigasi tersebut.
Tak jauh dari lokasi penemuan, juga ditemukan beberapa potong pakaian di dalam karung milik bayi nahas tersebut. Diduga bayi itu merupakan hasil hubungan gelap yang dibuang oleh orangtuanya.
Informasi yang diterima PanturaPost, pertama kali mayat bayi ditemukan seorang warga yang kebetulan melintas di sekitar lokasi. Karena ada sesuatu yang mengambang, warga pun mendekati dan kaget menemukan bayi tersebut.
Warga kemudian melaporkan kejadian itu ke Polsek Wanasari. Tak lama kemudian, Kapolsek Wanasari AKP Mulyono bersama Kanit Reskrim Iptu Sutikno dan dua anggota mengecek lokasi kejadian untuk melakukan oleh TKP dan evakuasi. (*)
Editor : Muhammad Abduh
Discussion about this post