BREBES – Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu) Kabupaten Brebes melakukan launching sekaligus bedah buku berjudul “Kandang Bebek: Bawaslu Kabupaten Brebes Undercover”, Selasa, 12 November 2019 di aula kantor Bawaslu setempat.
Komisioner Divisi Penindakan Bawaslu Brebes, Yunus Awaludin Zaman mengungkapkan, diterbitkannya buku tersebut berkaitan dengan hasil pengawasan selama pemilu kemarin sehingga bisa tertampung dalam sebuah literasi tentang kepemiluan di Kabupaten Brebes.
“Ini juga terobosan karena sebelumnya tentang kepemiluan tidak pernah tercatat. Tidak pernah tertulis dalam sebuah buku. Hanya tersebar di berbagai media dan ini kami kumpulkan dalam sebuah buku,” ungkapnya.
Buku dengan ketebalan 103 halaman ini pada bagian judulnya kata Yunus mengandung beberapa makna. Dilihat sekilas mengenai judul buku ini “Kandang Bebek” merupakan nilai egaliter dan merakyat sesuai filosofi Bawaslu bersama rakyat awasi pemilu. Kerumitan dalam pengelolaan kandang bebek seperti rumitnya berbagai persoalan Bawaslu untuk bisa menyelesaikan dengan baik.
Selain itu, aroma kandang bebek yang bau itu, namun tetap menghasilkan telur yang bisa bermanfaat bagi demokrasi Indonesia.
“Bawaslu kita ibaratkan kandang bebek itu,” lanjut Yunus.
Yunus mengatakan, buku besutan Bawaslu Brebes ini merupakan salah satu media yang bisa digunakan oleh masyarakat, pelajar kaum intelektual untuk bersama sama berdiskusi tentang kepemiluan.
“Di dalamnya mencakup sejarah eksistensi Bawaslu. Tugas-tugas kami mulai dari pengawasan, penindakan penyelesaian sengketa, pelanggaran administrasi dan ajudikasi dan administrasi lainnya,” beber Yunus.
Tak hanya meluncurkan buku tentang kepemiluan saja, Bawaslu juga kini getol dalam mensosialisasikan anti money politics dan menggelar evaluasi pelaksanaan pemilu yang telah berlangsung. Menurut Bawaslu ini merupakan tugasnya, bahwa pasca pemilu masih banyak yang dilakukan.
“Justru ini sebagai momentum. Bahwa eksistensi Bawaslu tidak hanya mengawasi pemilu saja. Tapi juga mengajak masyarakat menjadi pengawas partisipatif untuk Pemilu berikutnya yaitu pada 2024 agar bersama sama meningkatkan mutu dan martabat demokrasi,” ujar Yunus.
Pada awal peluncurannya, Bawaslu Brebes mencetak sebanyak 150 eksemplar. Terbitan perdana itu rencananya akan didistribusikan ke mahasiswa, media, ormas dan masyarakat luas,
“Harapannya agar dunia literasi terbangun. Dari mulai membaca, menulis, mendiskusikan pada akhirnya dunia kepemiluan tidak hanya kaum intelektual saja. Namun masyarakat pun terlibat memberikan sumbangan terhadap demokrasi yang lebih baik,” harap Yunus. (*)
Editor : Muhammad Abduh
Discussion about this post