BREBES – Tim Pengendali Inflasi Daerah (TPID) Kantor Perwakilan wilayah (KPw) Bank Indonesia Tegal menggelar pertemuan di Pendapa Kabupaten Brebes, Jumat, 12 Oktober 2018. Pertemuan membahas anjloknya harga bawang merah dalam dua bulan belakangan.
Pertemuan itu, dihadiri Wakil Bupati Brebes Narjo, perwakilan Satgas Pangan dari pihak Kepolisian Resor Brebes, dan perwakilan Bulog. Selain itu beberapa pejabat di lingkungan Pemkab Brebes dan pengusaha bawang merah.
“Ini rapat tim pengendali inflasi daerah. Artinya kami pemerintah daerah harus peduli dengan masyarakatnya. Satu hal yang menjadi perhatian kami terkait anjlognya harga bawang merah hingga Rp 8 ribu per kg,” ucap Narjo.
Anjlognya harga, kata dia, tentu saja berdampak pada perekonomian masyarakat Brebes, karena mayoritas sebagai petani bawang merah. Sehingga petani mengeluhkan lantaran harus merugi dengan hasil produksi.
“Jadi paling tidak harga bawang merah standar di tingkat petani antara Rp 10 ribu hingga Rp 12 ribu. Makanya kita di sini membahas ada beberapa faktor yang mempengaruhi harga bawang anjlok,” jelasnya.
Menurut Narjo, tak hanya faktor panen raya di sejumlah daerah di luar Brebes. Harga bawang merah yang anjlok juga lantaran biaya produksinya mahal.
“Belum lagi pemberian pestisida pembelian pupuk non organik dan biaya tenaga kerja. Makanya kami harus cari solusi untuk meniru di Kabupaten yang lain seperti di Bima. Di sana sudah menggunakan alat yang meringankan biaya produksi. Misal menggunakan pupuk organik supaya menyuburkan tanah. Dengan cara itu, biaya produksi bisa lebih ditekan,” ungkapnya.
Apalagi, penggunaan pestisida berlebihan ini juga menjadi faktor yang membebani biaya produksi. Berdasarkan data dinas pertanian Brebes, produksi bawang merah pada bulan Agustus dan September di beberapa sentra sekitar 60 ribu ton.
Meningkatkan Kualitas Produksi Untuk Ekspor
Sementara itu, Tim Analisis Unit Komunikasi dan Koordinasi Kebijakan KPw BI Tegal, Tulus, menuturkan rakor TPID ini untuk mencarikan solusi terkait anjloknya harga bawang merah di tingkat petani.
“Bersama pemda kita berupaya mencarikan solusi untuk mengatasi harga bawang merah di Brebes yang anjlog. Karena tugas TPID juga membantu khususnya produsen yaitu petani sehingga petani tidak mengalami kerugian,” ucap Tulus.
Menurut dia, salah satu solusinya adalah dengan mengubah pola tanam. Selain itu meningkatkan produktivitas lahan dengan meningkatkan luas tanam,” katanya.
Pihaknya juga mendorong petani agar merubah bibit bawang merah kualitas ekspor.
“Jadi petani bawang merah harus mencari bibit-bibit yang mempunyai produktivitas tinggi. Karena untuk memenuhi kebutuhan ekspor, bukan untuk kebutuhan dalam negeri,” beber dia.
Menurut dia Pemda harus berperan untuk membantu petani mendatangkan bibit-bibit yang mampu menghasilkan produksi yang tinggi. (Panturapost.id)
Editor: Muhammad Irsyam Faiz