BREBES – Banjir bandang yang menerjang wilayah Sirampog, Brebes, beberapa waktu lalu membuat talut Sungai Pedes di Desa Kaligiri ambrol. Rusaknya talut di Bendung Glempang tersebut mengakibatkan kontur tanah di sekitarnya jadi labil.
Dampaknya, lahan pertanian dan permukiman warga pun rusak karena tanah bergerak. Menurut, Koordinator Satgas PB BPBD Brebes Budi Sujatmiko, ada 8 rumah yang lantai dan temboknya mengalami retak-retak.
“Ada rekahan pada lantai dan tembok di 8 rumah itu. Total ada sekitar 33 keluarga yang menghuni rumah-rumah itu,” ujarnya, Selasa (16/2/21).
Dia menjelaskan, peristiwa banjir kemarin merusak talut di Bendung Glempang. Akibat kerusakan talut itu tanah di atasnya menjadi labil. Sehingga lahan dan beberapa rumah warga terdampak.
Ia menuturkan, sebenarnya kondisi Bendung Glempang sebelumnya memang sudah jebol. Namun dengan adanya banjir bandang kemarin, kerusakan bertambah parah. Sedikitnya ada 3 titik talut penahan tebing dan aliran air yang ambrol.
Budi mengungkapkan, kondisi ini harus menjadi perhatian Pemerintah Desa (Pemdes) setempat maupun dinas terkait untuk penanganan darurat. Pasalnya dengan kondisi cuaca masih ekstrem, masih besar kemungkinan terjadi banjir besar.
“Kami mengingatkan ada kemungkinan terjadi banjir besar di Sungai Pedes maupun Sungai Keruh serta sungai-sungai yang berhulu di lereng barat Gunung Slamet,” ungkapnya.
Ia pun mendesak kepada pihak-pihak terkait terutama Dinas Kehutanan serta dinas terkait lainnya untuk segera mengkaji dampak dan risiko dari alih fungsi lahan hutan. Sebab, saat ini, baik hutan produksi dan hutan lindung kini perlahan sudah menjadi lahan pertanian.
“Perlu kesadaran dan penanganan segera bersama-sama. Karena banjir bandang sudah kerap terjadi justru di Lereng Gunung Slamet yang dataran tinggi,” pungkasnya. (*)
Editor: Irsyam Faiz
Discussion about this post