Rangkaian kegiatan ABPI telah selesai dilaksanakan yang diakhiri tanggal 28 Februari 2021 sekaligus sebagai puncak acara ABPI 2021. Kegiatan tersebut diisi dengan Webinar Grand Closing ABPI 2021 dan pengumuman juara perlombaan.
Webinar yang mengusung tema “Membangun Kemampuan Berpikir Kritis Guna Menjadi Pelajar Solutif” berkesempatan menghadirkan narasumber Prof. Dr. Ravik Karsidi, MS. serta Roko Patria Jati, M.Pd.
Prof. Ravik merupakan Rektor Universitas Sebelas Maret (2011 – 2019) dan saat ini berprofesi sebagai Staff Khusus Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Menko PMK RI). Sementara itu, Roko Patria merupakan seorang pendidik di IAIN Salatiga. Kedua narasumber tersebut merupakan Alumni dan Keluarga Besar Pelajar Islam Indonesia (KB PII).
Dalam kesempatan itu, Prof Ravik memberikan motivasi kepada pelajar mengenai bagaimana beradaptasi dengan masa depan. “Pelajar Islam yang sukses merupakan pelajar yang adaptable,” ungkapnya.
Setidaknya terdapat enam hal yang harus dimiliki pelajar Islam agar mampu beradaptasi dengan kondisi masa depan. Apalagi dengan kondisi yang serba Volatility (cepat berubah) Uncertainly (tidak pasti atau tidak diketahui) Complexity (sangat kompleks) Ambiguity (tidak jelas atau membingungkan).
6 hal itu adalah, berkompetensi tinggi, yakni dengan meningkatkan di bidang digital skills dengan adopsi teknologi terbaru, meningkatkan fondasi literasi (data, teknologi, human). Kedua, berkarakter kuat, seperti gigih mencapai target atau mimpi, menggunakan nalar dan akal sehat untuk memperoleh kebenaran, memiliki integritas moral, dan memiliki tanggung jawab social.
Ketiga, unggul dan berdaya saing, yakni dengan menguasai bahasa asing untuk berkomunikasi dan internasionalisasi. Kemudian terakhir, inovatif, kreatif, dan berjiwa entrepreneur. Yaitu menghasilkan karya-karya solutif untuk diri dan bangsanya.
Sementara itu, Roko Patria menyampaikan tentang konstruksi kemampuan berpikir kritis. Menurutnya, kondisi masyarakat yang majemuk sering kali menumbuhkan beragam pendapat sehingga berpotensi memunculkan hoaks atau berita yang jauh dari fakta objektif.
“Perspektif atau pandangan yang berbeda-beda ini tentunya harus disandarkan kepada hakikat kebenaran itu sendiri, yakni Allah dan Rasul-Nya – Al-Qur’an dan Sunnah,” katanya.
Pelajar Islam Indonesia (PII), kata dia, sebagai organisasi pelajar bisa menjadi wadah bagi pelajar-pelajar Islam untuk mengembangkan diri (self-improvemnet). Baik dari kepribadian, pemikiran, maupun pengalaman.
“Kemampuan untuk berpikir kritis dan solutif didapatkan di PII melalui model pengkaderan PII (training, ta’lim, dan kursus) serta dalam dnamika kepengurusan organisasi PII sebagai organisasi yang independen juga mampu merangkul pelajar dengan berbagai latar belakang, seperti santri dan pelajar umum,” jelas dia.
Webinar yang berlangsung selama kurang lebih 2,5 jam ini diikuti dengan antusias oleh peserta. Mereka mengajukan pertanyaan kepada kedua narasumber.
Selanjutnya, acara terakhir yakni pengumuman juara perlombaan. adapun juara umum ABPI 2021 diraih oleh Pelajar Islam Indonesia (PII) Kabupaten Kudus dengan perolehan juara 1 (6 jenis perlombaan) dan juara 2 (3 jenis perlombaan). (Siaran Pers)
Discussion about this post