TEGAL – Sejumlah penguna jalan yang melintas di ruas jalan provinsi, tepatnya di Desa Lebakwangi, Kecamatan Jatingara, Kabupaten Tegal, mengeluhkan kerusakan jalan tersebut. Padahal, jalan tersebut sudah dibeton, namun karena kerap terjadi pergeseran tanah, akhirnya membuat jalan ambles.
Salah seorang warga Desa Jatinegara, Bambang Romdhon Irawan, mengatakan kerusakan jalan provinsi tersebut sudah rusak sejak 6 bulan lalu. Sampai sekarang belum ada perbaikan.
“Iya stuktur tanah di wilayah tersebut labil, sehingga kerap terjadi pergeseran tanah dan membuat jalan rusak. Saat ini, jalan masih buka tutup karena ambles,” katanya yang juga Anggota DPRD Kabupaten Tegal.
Terkait dengan kerusakan jalan tersebut, ia mengaku prihatin. Menurutnya, terakhir, jalan kewenangan Provinsi Jateng itu ambles pada musim hujan tahun lalu sekitar bulan November 2020.
Amblesnya jalan sepanjang sekitar 25 meter tersebut, kata dia, berada di sisi kanan. Sehingga jalan di sisi kiri naik. Perbedaan tinggi jalan membuat jalan hanya difungsikan di satu sisi kiri.
“Jalan yang naik akibat pergerakan tanah sudah dikepras. Tapi itu hanya diuruk dan menjadi sulit untuk dilewati,” ujarnya.
Menurutnya, kondisi tersebut juga diperparah dengan adanya aliran sungai di bawah jalan. Seperti kondisi Jalan Clirit di Desa Kalibakung, Kecamatan Balapulang.
Guna membantu pengguna jalan, warga setempat pun melakukan sistem buka tutup yang dikoordinasi pemuda setempat. Tujuannya agar pengguna jalan tidak terjatuh saat melintasi jalan Lebakwangi.

Saat Lebaran kemarin, jalan itu macet panjang karena harus menunggu bergantian melintas. Diharapkan, jalan tersebut segera diperbaiki untuk memperlancar lalu lintas.
“Penilaian saya, kalau itu hanya dibeton, nantinya akan ambles lagi. Jadi harus dibuatkan paku bumi agar lebih awet,” ungkapnya.
Ruas Jalan Jatinegara-Slawi kerap menjadi jalan alternatif karena jaraknya lebih dekat saat ke Pemalang dan Purbalingga. Jika dari Slawi untuk menuju Purbalingga dibutuhkan waktu sekitar 1,5 jam.
Namun, saat melalui jalan Bumiayu dibutuhkan lebih dari 5 jam. Selain itu, jalan Slawi-Jatinegara juga cukup layak, karena sebagian telah dibeton.
“Agar kondisinya tidak semakin parah kami berharap untuk segera diperbaiki,” harapnya.
Senada dikatakan warga lain, Akrimatu Auza. Ia mengaku setiap hari melewati jalan tersebut untuk kerja di wilayah Slawi. Jalan tersebut juga ramai dengan kendaraan karena merupakan jalan alternatif untuk ke Pemalang maupun ke Purbalingga.
“Ya kadang antrenya cukup lama, karena ada sistem buka tutup untuk mengatur lalu lintas,” ucapnya. (*)
Editor: Irsyam Faiz
Discussion about this post