BREBES, Panturapost.com – Hutan bakau yang terletak di Dukuh Pandansari, Desa Kaliwilingi, Kecamatan Brebes, kini menjadi salah satu destinasi wisata favorit warga. Wisatawan dari berbagai daerah, baik anak-anak, pemuda, maupun orang tua, berkunjung ke hutan bakau yang terletak di kawasan pesisir kabupaten Brebes ini.
Padahal, pada dekade 1980-an, kawasan itu adalah areal tambak ikan. Sebagian warga sekitar menggantungkan penghasilannya dari tambak tersebut. Namun, eksistensi tambak terancam lenyap akibat terkena abrasi atau kikisan air laut. Secara perlahan, hektare demi hektare lahan tambak milik warga tersebut mulai digenangi air laut. Puncaknya, abrasi paling parah terjadi pada pertengahan dekade 1990-an. Warga terancam kehilangan mata pencaharian.

Adalah Mashadi, salah seorang warga desa setempat yang tak bisa tinggal diam melihat kondisi tersebut. Di awal 2000, Mashadi berinisiatif mulai menanam tanaman mangrove di pesisir pantai utara laut jawa bagian barat tersebut. Dia mengajak warga lainnya untuk mencegah abrasi agar tidak merembet ke rumah-rumah warga. “Kami membuat kelompok, waktu itu jumlahnya sekitar 25 orang,” kata pria kelahiran 1 April 1971 ini.
Dari tahun ke tahun, hampir setiap hari kelompok warga tersebut menanam mangrove. Hingga pada 2008, lantaran tidak menghasilkan apa-apa, satu per satu dari mereka berhenti menanam. Anggotanya berkurang menjadi 11 orang. Tiga tahun kemudian pada 2011 saat masyarakat dan pemerintah setempat mulai melirik potensi wisata mangrove di desa tersebut, warga berbondong-bondong ingin turut serta mengelola obyek wisata tersebut. “Anggotanya kelompok saat ini mencapai 175 orang,” kata Mashadi.

Mereka dibagi menjadi beberapa kelompok. Antara lain: Kelompok pengelolaan garam, kelompok rumput laut, kerang darah, kepiting soka, kerang hijau, dan kelompok batik mangrove. “Kami juga mengembangkan sekolah alam, satgas segara, dan kelompok sadar wisata,” ujar dia.
Menurut penerima penghargaan Kalpataru pada 2015 ini, dari 1.100 hektare lahan yang terkena abrasi, saat ini baru 210 hektare yang ditanami mangrove. Artinya masih ada 890 hektare yang belum tersentuh tanaman bakau tersebut. “Kami terus menanam dan menanam. Kami tak menutup diri jika ada investor masuk. Yang penting tidak hanya menanam tapi juga merawat,” kata dia. (Rhn/Tempo)
Saksikan cerita tentang Hutan Bakau Pandansari Brebes berikut ini:
Discussion about this post