
ZEIN Tsalasa Hidayat adalah satu di antara kaum disabilitas di desa Harjawinangun Kecamatan Balapulang Kabupaten Tegal yang turut menyalurkan suaranya dalam pesta demokrasi tahun 2018 ini. Pemuda berusia 17 tahun itu mencoblos di TPS 2 Desa Harjawinangun, Rabu (27/6/2018).
Diantar sang ayah, Mulyono dan ibunya, Mazroah, Zein datang ke TPS 2 yang didirikan di kawasan MDT Wusho Al-Muawanah. Hanya 10 menit dari rumahnya ke TPS. Siswa kelas 6 SD SLB Negeri Procot, Slawi itu tampil rapi. Mengenakan kemeja kotak, celana hitam, dan bersepatu. Anak ketiga dari tiga bersaudara disambut tim keamanan Linmas.
Suasana TPS masih lengang karena masih pagi. Para petugas memprioritaskan Zein untuk bisa mencoblos ke bilik suara. Sang ayah menuntunnya selama Zein mengikuti tahapan pencoblosan. Bahkan dengan bangga, Zein memperlihatkan jari kelingking tangannya yang sudah dicelupkan ke tinta.
“Baru kali ini anak saya, Zein, mencoblos. Karena Zein sudah berusia 17 tahun,” kata ayah Zein, Mulyono di lokasi, Rabu pagi.
Zein sadar hanya dengan cara ini aspirasinya bisa tersalurkan. Dia mewakili kalangan disabilitas di desa Harjawinangun maupun di Kecamatan Balapulang dan Kabuapten Tegal ini, berharap pemimpin yang nanti jadi, wajib peduli dengan difabel. Selama ini, dia dan rekan sesama difabel masih termarjinalkan.
Tetangga maupun saudara-saudara menilai Zein termasuk anak pintar dan ada kelebihan daya ingatnya sangat tajam. Tetangga ada yang merasa kasihan. Ada juga yang menyadari bahwa setiap manusia ada kelebihan dan kekurangan. Kalau ada kumpul-kumpul, baik dari keluarga bapak maupun dari keluarga ibu, Zein selalu menjadi penghibur. Bisa mengaji, bisa menyanyi dan hafal tokoh-tokoh yg selalu jadi bahan pemberitaan di TV. Padahal kalau melihat TV hanya sepintas.
Setiap pagi sekolah diantar bapak-ibunya dan menunggu sampai pulang sekolah. Di sekolah selalu disenangi bapak maupun ibu gurunya. Sehabis pulang sekolah, kegiatan sama dengan anak pada umumnya. Hanya saja tidak keluar rumah. Kalau bapak atau ibu sholat, ikut sholat, ngaji ikut ngaji. Zein suka mendengarkan musik irama apa saja. Alat musik yang disenangi ukulele/gitar kecil.
“Kami benar-benar berharap agar pemimpin yang jadi, baik gubernur, atau bupati kabupaten Tegal, tolong perhatikan kami para disabilitas. Untuk diperhatikan lebih baik lagi dan di beri solusi dalam mendidik anak kami yang kekurangan ini,” ujar Mulyono,
Bahkan, dia berharap pula, pemimpin yang jadi akan memberikan kartu difabel. Dia menyebutnya kartu difabel mandiri. Dengan kartu itu, para difabel bisa mendapatkan kemudahan dalam berbagai urusan. Seperti halnya kemudahan mengurus administrasi kependudukan.
“Dengan kartu itu pula, jika ada pemberian bantuan, bisa terdata dengan baik,” cetus dia.
Sementara itu, Ketua PPS Desa Harjawinangun, Muhamad Abubakar, di desa itu ada 13 orang difabel yang memilih pada pilkada 2018. Mereka terdata saat proses coklit daftar pemilih beberapa waktu lalu. “Mereka memang kami prioritaskan agar bisa mencoblos,” ujarnya di lokasi pencoblosan. (sumber: panturapost.id )
Reporter : Bentar
Editor : Muhammad Abduh
Discussion about this post